KUPANG, TIMEX-Tiga bulan lagi, yakni April 2016, KPU Kota Kupang akan menabuh gendang, dimulainya sejumlah agenda pemilihan wali kota Kupang. Selain dua petahana, yakni Jonas Salean dan Herman Man yang dipastikan akan kembali bertarung, juga sejumlah nama mulai bergulir, kebanyakan diantaranya adalah tokoh muda.
Matheos Victor Mesakh atau akrab disapa Atok misalnya, kepada Timor Express, malam tadi, menyatakan kesiapannya bertarung di Pilwalkot Kupang tahun 2017. Ia menggandeng Ansy Lema sebagai calon wakilnya. Pasangan Atok-Ansy bakal bertarung dari jalur independen. Atok mengatakan saat ini tengah melakukan sosialisasi di masyarakat. Dukungan pun terus mengalir. "Paling banyak datang dari anak muda,"demikian Atok. Menurutnya, tekadnya untuk bertarung di Pilwalkot semata-mata ingin membuat perubahan di Kota Kupang. Sejak reformasi 1998 sampai saat ini, Kota Kupang tak pernah dipimpin anak muda yang lebih visioner. "Apakah Kota Kupang ini hanya milik generasi tua, birokrat dan yang punya akses kekuasaan?"ujarnya. Padahal, saat ini publik menginginkan figur muda pendobrak seperti Ahok di Jakarta atau Ridwan Kamil di Bandung. "Kapan lagi NTT punya kepala daerah yang umurnya di bawah 40 tahun. Kalau hanya yang tua, kapan ada anak NTT yang jadi pemimpin nasional, menteri. Harus ada perubahan,"tegas mantan wartawan ini.
Hengky Koleksi Empat Parpol
Bakal calon Wali Kota Kupang lainnya, Hengky Benu juga menyatakan siap bertarung. Ia kini tengah gencar melakukan sosialisasi di tingkat masyarakat. Bahkan, sudah ada empat sampai lima parpol yang tertarik dengan figur yang satu ini. Namun, ia juga sudah mengantongi 43.000 lebih dukungan warga Kota Kupang. Oleh karena itu, lewat jalur independen pun Hengky siap bertarung. "Tapi saya berupaya lewat parpol. Komunikasi dengan parpol sangat bagus, karena saya sudah kerja cukup lama,"kata Hengky. Ia mengatakan, selama ini ia selalu terjun ke tengah-tengah masyarakat. Banyak keluhan masyarakat yang disampaikan kepadanya. Oleh karena itu, ia siap melakukan perubahan jika kelak dipercaya menjadi Wali Kota Kupang. Lalu siapa wakilnya? Hengky Benu menyerahkan sepenuhnya kepada parpol yang akan mengusungnya. "Saya tidak sebut nama parpol. Kalau sudah pasti baru saya sampaikan. Soal wakil nanti saya serahkan ke parpol. Mereka yang tentukan,"tambah Hengky.
Zet Malelak Siap
Kabar baru datang dari kalangan akademisi. Zeth Malelak, salah satu akademisi di Unkris Kupang menyatakan siap memimpin Kota Kupang. Kota Kupang yang identik dengan krisis air menurutnya, gampang diatasi. Karena dia tau ilmunya. Kepada Timor Express, Kamis (7/1) petang, Zet Malelak mengurai alasannya ingin maju karena dia ingin membawa keluar masyarakat ke hidup yang lebih layak, lebih baik dan lebih terhormat. Dengan konsep membangun manusia kota Kupang, bukan membangun kota Kupang, karena membangun manusia Kota Kupang dengan dibina dengan baik, maka dengan sendirinya Kota Kupang akan terbangun dengan baik dengan konsep "berilah mereka makan".
"Beri mereka makan ini bukan beri mereka makanan fisik, tapi pendidikan yang benar, kesehatan yang benar. Dengan membantu memberikan masyarakat mendapat makanan-makanan yang sehat sehingga dia tidak tergantung dengan subsidi pemerintah seperti BPJS, kartu sehat dan lainnya,"ungkap Zet menambahkan "Saya punya banyak riset dan program besar. Jika Tuhan berkenan saya memimpin kota Kupang, maka lima tahun pertama tiga proyek besar ini harus selesai,"pungkasnya.
Jeriko: Maret Mulai Kerja
Politikus Partai Demokrat, Jefry Riwu Kore tidak main-main dengan pernyataannya untuk bertarung di pilwalkot 2017. Meski pernah kalah, Jefry mengaku kembali tampil dengan strategi baru. Kepada Timor Express di Posko Jeriko Jalan Sam Ratulangi II Kota Kupang, Sabtu (9/1), Jefry yang akrab disapa Jeriko itu mengatakan, meski sudah siap untuk maju dan bertarung, namun hingga saat ini belum ada aktivitas dalam rangka persiapan menuju pilwalkot 2017.
"Saya pasti maju, tetapi nanti bulan Maret baru kita mulai persiapan. Pasti nanti kita harus bangun komunikasi politik dulu dengan partai politik. Kemudian untuk menentukan calon wakil nanti kita harus melalui survei, tidak sekadar memilih begitu saja,"jelas Jeriko.
Terkait dukungan partai politik, anggota Komisi X DPR RI itu mengakui, beberapa partai besar bisa dipastikan mendukung dia. Salah satu alasan adalah unsur kedekatan di tingkat pusat. Apalagi posisi Partai Demokrat yang mengambil posisi penyeimbang, baik di pemerintahan dan parlemen.
"Entah waliknya mau dari mana saja, tetap nanti yang tentukan adalah survei. Mau dari Timor, Flores atau dari mana pun tetap harus melalui survei,"tambahnya. Meski yakin memiliki kans besar untuk menang, namun dia tetap mengakui kekuatan petahana. Sehingga, pertarungan kali ini tidak lagi menggunakan metode lama. (sam/Kr8/cel/boy)
Sumber : Timor Express