Kegiatan Belajar
2
Pembelajaran
Berbasis Teori Belajar Kognitif
Secara singkat
dapat disimpulkan bahwa masing – masing teori belajar mempunyai implikasi
khusus terhadap pembelajaran. Teori belajar kognitif pada dasarnya memusatkan
perhatian pada poses pikiran ( The internal process of the mind ) sebagai
ontologi pokoknya.
A. Implikasi Pembelajaran Dari Teori
Perkembangan Kognitif Piaget
Secara khusus
teori perkembangan kognitif piaget yang memusatkan kajian pada tahap dan proses
perkembangan pikiran melahirkan pendekatan dan strategi pembelajaran yang
berotoritas pada fasilitas pengembangan struktur kognitif.
1.
Sasaran
dan Proses Pembentukan
Ada beberapa
butir pandangan inti dari teori perkembangan kogitif piaget yang terkait pada
sasaran dan proses pembentukan, sebagai berikut :
a.
Pengetahuan
bukanlah merupakan duplikat dari objek dan bukan pula sebagai tampilan dari
kesadaran bentuk yang ada dengan sendirinya dalam diri individu.
b.
Pengetahuan
harus diperlakukan sebagai suatu proses bukanlah benda karena terbentuk melalui
interaksi sinambung antara individu dengan lingkungan.
c.
Adanya
tiga proses mental sinergis yakni assimilation, accomodation, dan
equilibration.
d.
Proses
pembelajaran harus memfasilitasi terjadinya integrasi data baru dengan struktur
kognitif yang sudah ada yang mendorong terjadinya proses penyesuaian struktur
kognitif dengan situasi baru.
2.
Pengalaman
Belajar Yang Perlu Dibangun
Bell Gredler menawarkan cara menarik
implikasi pembelajaran dari teori belajar piaget tersebut adalah sebagai
berikut :
a.
Anak
harus diperlakukan sebagai individu yang memiliki pola yang secara kualitatif
yang mengalami perkembangan.
b.
Proses
pendidikan seyogyanya ditandai dengan penggunaan berbagai pendekatan, strategi,
dan metode serta daya dukung lainnya yang memungkinkan peserta didik melakukan
penelitian, bukan proses trasmisi verbal pengetahuan.
c.
Pembelajaran
diorganisasikan sedemikian rupa sehingga memungkinkan tumbuhnya pengalaman
belajar peserta didik.
d.
Aplikasi
teori piaget seyogyanya mencakup upaya untuk membuat peswerta didik memahami
dunia secara alami, mendorong siswa untuk melakukan eksperimentasi dan
menyikapi bahwa pengetahuan selalu harus diperlakukan sesuatu yang dibangun
oleh peserta didik.
3.
Strategi
Pembelajaran Yang Perlu Dirancang
Menurut Piaget ( Bell-Gredler, 1986 )
tugas guru yang paling sukar dalam menerapkan prinsip pembelajaran adalah
menempatkan diri pada spektrum proses mental peserta didik. Untuk membangun
proses kognitif teori piaget, Bell-gredler ( 196;223-229 ) mengemukakan adanya
tiga isu penting dalam pembelajaran.
B. Implikasi Pembelajaran Dari Teori
historis – kultural vygotsky
Sementara itu
teori historis – kultural vygotsky yang memperkenalkan aspek kultural kedalam
poses kognitif dengan mengkreasi sistem simbol sebagai sarana berpikir
melahirkan pembelajaran berotoritas perkembangan psyko-sosial peserta didik
didalam konteks interaktif sosial – kultural.
1. Sasaran dan Proses Pembentukan
Berkenaan dengan
sasaran dan proses pembentukan ada beberapa butir penting yang perlu kita catat
sebagai berikut.
a.
Simbol sebagai alat berpikir didasarkan pada pemikiran bahwa manusia menemukan
alat yang telah mengantarkan kemajuan bagi umat manusia, proses tersebut
merupakan fokus pembelajaran yang utama.
b. Proses pembelajaran perlu memperhatikan
faktor-faktor biologis seperti kematangan sebagai fariabel yang berpengaruh
terhadap perhatian, ingatan dan proses seseorang.
c.
Kebudayaan dapat memfasilitasi taraf berpikir anak yang bisa di capai pada
jenis sistem simbol yang di pakai dalam budaya tersebut.
d. Adapun hukum perkembangan genetik yang
mengatakan bahwa semua fungsi yang kompleks di mulai sebagai interaksi sosial.
e.
Menurut hukum genetik perkembangan,
pertumbuhan dan perkembangan kognitif seseorang berlangsung dalam dua tataran
yaitu lingkungan sosial dan suasana psikologis.
f.
Dikonsepsikan juga adanya zona
perkembangan proksimal yakni jarak antara perkembangan aktual dan perkembangan
potensial seseorang.
g.
Mediasi adalah simbol-simbol, seperti
bahasa, lambang dan semiotika yang ada dalam lingkungan yang merupakan produk
sosial kultural yang digunakan oleh individu untuk mengungkapkan kemampuannya.
2. Pengalaman Belajar Yang Perlu
Dibangun
Menurut
pandangan vygotskian, proses mental yang tinggi terbentuk melalui proses
enkulturasi atau pembudayaan. Implikasi pembelajaran dari teori vygotsky
menyangkut proses perubahan kualitatif di dalam proses berpikir yang berwawasan
kultural.
Penerapan teori
vygotsky dalam pembelajaran seogianya mencakup upaya untuk:
(1)
Membuat peserta didik memahami dunia
dalam konteks sosial-kultural;
(2)
Mendorong peserta didik untuk melakukan
perlibatan sosial-kultural;
(3) Menyikapi bahwa pengetahuan, sikap, dan
keterampilan merupakan sesuatu yang perlu dibangun oleh peserta didik dan
lingkungannya.
3.
Strategi Pembelajaran yang perlu Dirancang
Tugas guru yang
paling sentral dalam menerapkan prinsip pembelajaran berbasis teori vygotsky
adalah menempatkan diri pada spektrum proses sosial- personal dan kultural peserta
didik. Secara umum guru mempunyai berbagai peran penting sebagai berikut.
C. Implikasi Pembelajaran Dari Teori
Metakognisi
Dilain pihak
teori metakognisi yang menekankan pada penanganan proses berpikir bagaimana
berpikir melahirkan pendekatan dan stategi pembelajaran yang berorientasi pada
fasilitas peserta didik agar mampu berpikir bagaimana berpikir.
1.
Pengalaman
Belajar Yang Perlu Dibangun
Pengalaman
belajar yang perlu dibangun untuk menumbuhkan kemampuan berpikir adalah sebagai
berikut :
a.
Anak
harus diperlakukan sebagai individu yang memiliki kemampuan kualitatif berpikir
bagaimana berpikir dalam pengertian peserta didik mempunyai kemampuan untuk
menganalisis proses berpikirnya sendiri.
b.
Proses
pendidikan seyogyanya ditandai dengan penggunaan berbagai pendekaan, strategi,
dan metode serta daya dukung lainnya yang memungkinkan peserta didik mampu
melakukan analisis terhadap cara berpikirnya.
c.
Pembelajaran
diorganisasikan sedemikian rupa sehingga memungkinkan tumbuhnya pengalaman
belajar peserta didik untuk menyingkap atau merekonstruksi pikirannya secara
sadar.
d.
Aplikasi
teori metakognitif dalam pembelajaran.
e.
Kegiatan
pembelajaran diarahkan pada fasilitasi peserta didik untuk mengonstruksi cara
berpikirnya.
2.
Strategi
Pembelajaran Yang Perlu Dirancang
Peran
Guru dalam mengembangkan kemampuan peserta didik dalam berpikir adalah sebagai
berikut :
a.
Menciptakan
dan mengorganisasikan pengalaman belajar.
b.
Memberikan
contoh yang mampu merangsang peserta didik untuk belajar.
c.
Menggunakan
pertanyaan “Mengapa” dan “Bagaimana” dalam merangsang proses berpikir peserta
didik.
d.
Karena
berpikir metakognitif memerlukan interaksi guru dan peserta didik secara
konseptual pada taraf berpikir tentang berpikir.
e.
Guru
seyogyanya meningkatkan rangsangan fasilitatif untuk mengembangkan kemampuan
kognitif tingkat tinggi.
D. Implikasi Pembelajaran Dari Teori
Pengolahan Informasi
Sedangkan teori
pengolahan informasi yang memusatkan perhatian pada cara yang berlangsung dalam
pikiran dalam menyimpan informasi melahirkan pendekatan dan stategi pembelajaran
yang menekan pada pengembangan kemampuan peserta didik dalam mengolah informasi
melalui berbagai kegiatan seperti pemecahan masalah atau penelitian.
1.
Pengalaman
Belajar Yang Perlu Di Bangun
Pemilihan dan
pengorganisasian materi pembelajaran perlu memperhatikan hal hal sebagai
berikut :
a.
Peserta
didik diperlakukan sebagai individu yang memiliki persepsi yang secara
kualitatif berbeda dengan kenyataan obyek pancainderanya.
b.
Proses
pembelajaran seyogyanya ditandai dengan penggunaan berbagai pendekatan,
strategi, dan metode yang memungkinkan peserta didik memperoleh persepsi yang
utuh tentang segala seuatu yang dialaminya.
c.
Pembelajaran
diorganisasikan demikian rupa sehingga memungkinkan tumbuhnya pengalaman
belajar peserta didik untuk menyingkap atau merekontruksi pengalaman yang
melahirkan persepsi yang utuh tentang sesuatu.
2.
Strategi
Pembelajaran Yang Perlu Dirancang.
Model
Pembelajaran tersebut mempunyai karakteristik pokok sebagai berikut :
a.
Menciptakan
dan mengorganisasikan pengalaman belajar yang mampu memberikan stimulasi
kognitif untuk mengolah informasi.
b.
Memberikan
berbagai contoh yang mampu merangsang peserta didik untuk melakukan pengolahan
informasi dalam rangka memahami persoalan.
c.
Memfasilitasi
proses pengolahan informasi melalui pemberian rangsangan dan penguatan.
d.
Merangsang
proses berpikir peserta didik dengan memberikan pertanyaan dan /atau masalah
yang memerlukan jawaban pemikiran.
e.
Mengembangkan
kegiatan yang berfariasi agar peserta didik memperoleh kesempatan untuk
menggali informasi untuk mengembangkan sub sistem berpikirnya yang daat
digunakan untuk memecahkan masalah.
E. Implikasi Pembelajaran Dari Teori
Psykology Gestalt
Pada akhirnya, teori
Psykology Gestalt yang memusatkan perhatian pada persepsi melahirkan pendekatan
dan stategi pembelajaran yang menekan pada pengembangan insight atau tilikan
peserta didik.
1.
Sasaran
dan Proses Pembentukan
Dalam teori ini
tercatat ada beberapa butir penting tentang sasaran dan proses pembentukannya.
a.
Bahwa
tampilan perilaku lingkungan ( The way things appear to be ) berbeda dengan
tampilan geografis lingkungan ( The world things are ).
b.
Penekanan
pada hakikat dinamis dari persepsi dan peran dari proses penyingkapan
terbimbing ( guided discovery ).
c.
Dibedakan
antara belajar sekenannya ( senseless ) dengan belajar bermakna ( Meaningful
Learning ).
2.
Pengalaman
belajar yang perlu dibangun
Pemilihan dan
pengorganisasian materi pembelajaran perlu memperhatikan hal hal sebagai
berikut :
a.
Peserta
didik diperlakukan sebagai individu yang memiliki persepsi yang secara
kualitatif berbeda dengan kenyataan obyek pancainderanya.
b.
Proses
pembelajaran seyogyanya ditandai dengan penggunaan berbagai pendekatan,
strategi, dan metode yang memungkinkan peserta didik memperoleh persepsi yang
utuh tentang segala seuatu yang dialaminya.
c.
Pembelajaran
diorganisasikan demikian rupa sehingga memungkinkan tumbuhnya pengalaman
belajar peserta didik untuk menyingkap atau merekontruksi pengalaman yang
melahirkan persepsi yang utuh tentang sesuatu.
Semua teori itu
secara proporsional yang sinergistik memberikan kontribusi terhadap pemikiran
bagaimana seharusnya mengembangkan proses dan hasil belajar kognitif peserta
didik.