KONDISI ANAK INDONESIA DI PEDESAAN
sandleNews.net, Pemerintah
menaruh perhatian yang lebih dalam bidang pendidikan. Indeks Pembangunan
Pendidikan Untuk Semua atau education
for all (EFA) di Indonesia
menurun tiap tahunnya. Tahun 2011 Indonesia berada diperingkat 69 dari 127
negara dan merosot dibandingkan tahun 2010 yang berada pada posisi 65. Indeks
yang dikeluarkan pada tahun 2011 oleh UNESCO ini lebih rendah dibandingkan Brunei
Darussalam (34), serta terpaut empat peringkat dari Malaysia (65).
Salah
satu penyebab rendahnya indeks pembangunan pendidikan di Indonesia adalah
tingginya jumlah anak putus sekolah. Sedikitnya setengah juta anak usia sekolah
dasar (SD) dan 200 ribu anak usia sekolah menengah pertama (SMP) tidak dapat
melanjutkan pendidikan. Data pendidikan tahun 2010 juga menyebutkan 1,3 juta
anak usia 7-15 tahun terancam putus sekolah. Bahkan laporan Departeman
Pendidikan dan Kebudayaan menunjukan bahwa setiap menit ada empat anak yang
putus sekolah.
Banyak
hal yang menyebabkan anak Indonesia putus sekolah, di antaranya orangtua masih
mempekerjakan siswa ketika jam sekolah, Siswa lambat laun terbiasa dengan
pekerjaan di rumah sehingga memutuskan untuk berhenti sekolah, hal ini kemudian
di dukung oleh orangtua karena orangtua merasa terbantu. realita ini memang menjadi makanan sehari hari bagi guru di pedalaman, dimana anak masih di eksploitasi untuk dipekerjakan membantu orangtua di sawah, ladang, menggembalakn ternak.
Bagaimana dengan rencana Full Day School yang dicanangkan Menteri yang baru ???? ini menjadi tanda tanya bagi kita semua di daerah pedesaan, masih sekolah normal saja keadaan sudah begini, apalagi sampai sore, orangtua bisa saja tidak lagi menyekolahkan anaknya dengan alih alih siapa yang akan menggembala ???? siapa yang akan mengantar nasi ke sawah ????.