Selamat Datang Di Blog Anak Pantai Walakiri - Situs Berita Terpercaya dan Akurat - Walakiri - Nusa Tenggara Timur sandelNews: August 2016

Sunday, 21 August 2016

MANFAAT WEB SEKOLAH

MEMBUAT WEBSITE SEKOLAH ADALAH KEBUTUHAN
sandleNews.net - SMP ‘Anak Negeri “di Tangerang Selatan,   sudah mempunyai website sekolah.  Gagasan untuk membuat  website sekolah ini berawal ketika  dalam rapat guru  muncul pembahasan tentang mencari  cara agar sekolah  SMP ‘Anak Negeri”  dikenal  oleh masyarakat luas.  Melihat perkembangan jumlah warga masyarakat yang mengakses internet  melalui laptop atau handphone,  maka sekolah memutuskan untuk membuat website sekolah.
Kepala Sekolah melihat manfaat website ini untuk berbagai kepentingan sekolah.  Dengan  memasang (mengunggah/upload) berbagai foto kegiatan sekolah,  orangtua menjadi lebih perhatian dan berpartisipasi dalam kegiatan sekolah.  Tahun lalu jumlah anak yang didaftarkan orangtua untuk menjadi siswa baru mengalami kenaikan menjadi hampir dua kali dari pendaftaran tahun sebelumnya.  Kepala sekolah juga memperhatikan sebagian besar siswa mempunyai tablet atau laptop, bagi siswa yang tidak punya,  sekolah menyediakan sarana prasarana untuk mengakses internet di sekolah.

Melihat manfaat website sekolah ini kepala sekolah merencanakan untuk menggunakan website sekolah bukan hanya untuk promosi tetapi juga untuk pembelajaran.  Dalam rapat sekolah, kepala sekolah minta kepada guru untuk memberi tugas mingguan kepada siswa, dan  pemberian tugas tersebut supaya dilakukan bukan dalam pertemuan di kelas, tetapi diunggah (diupload) dalam menu pada website sekolah.  Siswa dapat mengunduh (download) tugas melalui internet dari website sekolah, mengerjakan tugas  dan mengupload hasil pekerjaan melalui internet ke website sekolah untuk dinilai oleh guru. Guru juga dapat minta siswa untuk mengakses informasi dari berbagai sumber ketika mengerjakan tugas.

Read More.. »»

Saturday, 20 August 2016

KURIKULUM 2013

METODE PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013


a.      Pendekatan Saintifik
Ada lima kegiatan utama di dalam proses pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik, yaitu:
1.      Mengamati
Mengamati dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan mencari informasi, melihat, mendengar, membaca, dan atau menyimak.
2.      Menanya
Menanya untuk membangun pengetahuan peserta didik secara faktual, konseptual, dan prosedural, hingga berpikir metakognitif, dapat dilakukan melalui kegiatan diskusi, kerja kelompok, dan diskusi kelas.
3.      Mencoba
Mengeksplor/mengumpulkan informasi, atau mencoba untuk meningkatkan keingintahuan peserta didik dalam mengembangkan kreatifitas, dapat dilakukan melalui membaca, mengamati aktivitas, kejadian atau objek tertentu, memperoleh informasi, mengolah data, dan menyajikan hasilnya dalam bentuk tulisan, lisan, atau gambar.
4.      Mengasosiasi 
Mengasosiasi dapat dilakukan melalui kegiatan menganalisis data, mengelompokan, membuat kategori, menyimpulkan, dan memprediksi/mengestimasi.
5.      Mengkomunikasikan
Mengomunikasikan adalah sarana untuk menyampaikan hasil konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, gambar/sketsa, diagram, atau grafik, dapat dilakukan melalui presentasi,  membuat laporan, dan/ atau unjuk kerja.

b.      Model Pembelajaran
Pengertian model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.Model pembelajaran merupakan bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Ada banyak model pembelajaran dan beberapa yang disarankan di dalam kurikulum 2013 diantaranya adalah:
a)      Inquiry Based Learning
IBL adalah suatu cara untuk mempertanyakan, mencari pengetahuan (informasi), atau mempelajari suatu gejala. Berikut adalah langkah-langkah pembelajaran inquiry learning:
1.      Observasi/Mengamati;
2.      Mengajukan pertanyaan;
3.      Mengajukan dugaan atau kemungkinan jawaban/ mengasosiasi atau melakukan penalaran;
4.      Mengumpulkan data yang terakait dengan dugaan atau pertanyaan yang diajukan/memprediksi dugaan;
5.      Merumuskan kesimpulan-kesimpulan berdasarkan data yang telah diolah atau dianalisis, mempresentasikan atau menyajikan hasil temuannya.
b)      Discovery Based Learning
Discovery Learning adalah didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan mengorganisasi sendiri. Berikut adalah langkah-langkah pembelajaran discovery learning:
1.      Stimulation (memberi stimulus); bacaan, atau gambar, atau situasi, sesuai dengan materi pembelajaran/topik/tema.
2.      Problem Statement (mengidentifikasi masalah); menemukan permasalahan menanya, mencari informasi, dan merumuskan masalah.
3.      Data Collecting (mengumpulkan data); mencari dan mengumpulkan data/informasi, melatih ketelitian, akurasi, dan kejujuran, mencari atau merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah
4.      Data Processing (mengolah data); mencoba dan mengeksplorasi pengetahuan konseptualnya,  melatih keterampilan berfikir logis dan aplikatif.
5.      Verification (memferifikasi); mengecek kebenaran atau keabsahan hasil pengolahan data, mencari sumber yang relevan baik dari buku atau media, mengasosiasikannya menjadi suatu kesimpulan.
6.      Generalization (menyimpulkan); melatih pengetahuan metakognisi peserta didik.
c)      Project Based Learning
Pembelajaran berbasis proyek telah dikaitkan dengan “situated learning” dari perspektif James G. Greeno (2006) dan pada teori konstruktivis Jean Piaget. Sebuah deskripsi yang lebih tepat dari proses PjBL yang diberikan oleh Blumenfeld et al. mengatakan bahwa, “Pelajaran berbasis proyek adalah perspektif yang komprehensif berfokus pada pengajaran dengan melibatkan siswa dalam penyelidikan.
PjBL (project-based learning) adalah model pembelajaran yang mengorganisir pembelajaran disekitar proyek.Proyek adalah tugas yang kompleks, berdasarkan pertanyaan menantang atau masalah, yang melibatkan siswa dalam desain, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, atau kegiatan investigasi; memberikan siswa kesempatan untuk bekerja relatif otonom selama jangka waktu yang diperpanjang; dan berujung pada produk yang realistis atau presentasi.
Di dalam pembelajaran berbasis proyek, siswa menjadi terdorong lebih aktif di dalam belajar mereka.Produk yang dibuat siswa selama proyek memberikan hasil yang secara otentik dapat diukur oleh guru atau instruktur di dalam pembelajarannya.Oleh karena itu, di dalam Pembelajaran Berbasis Proyek, guru atau instruktur menjadi pendamping, fasilitator, dan dituntut untuk memahami pikiran siswa.
Ketika siswa bekerja di dalam tim, mereka menemukan keterampilan merencanakan, mengorganisasi, negosiasi, dan membuat konsensus tentang isu-isu tugas yang akan dikerjakan, siapa yang bertanggungjawab untuk setiap tugas, dan bagaimana informasi akan dikumpulkan dan disajikan. Keterampilan-keterampilan yang telah diidentifikasi oleh siswa ini merupakan keterampilan yang amat penting untuk keberhasilan hidupnya, dan sebagai tenaga kerja merupakan keterampilan yang amat penting di tempat kerja.Karena hakikat kerja proyek adalah kolaboratif, maka pengembangan keterampilan tersebut berlangsung di antara siswa. Di dalam kerja kelompok suatu proyek, kekuatan individu dan cara belajar yang diacu memperkuat kerja tim sebagai suatu keseluruhan.
Tahapan Project Based Learning
1.      Menentukan pertanyaan dasar (Essential question); Model pembelajaran berbasis proyek selalu dimulai dengan menemukan apa sebenarnya pertanyaan mendasar, yang nantinya akan menjadi dasar untuk memberikan tugas proyek bagi siswa (melakukan aktivitas). Tentu saja topik yang dipakai harus pula berhubungan dengan dunia nyata.
2.      Membuat desain proyek (Designing Project Plan); Selanjutnya dengan dibantu guru, kelompok-kelompok siswa akan merancang aktivitas yang akan dilakukan pada proyek mereka masing-masing. Semakin besar keterlibatan dan ide-ide siswa (kelompok siswa) yang digunakan dalam proyek itu, akan semakin besar pula rasa memiliki mereka terhadap proyek tersebut.
3.      Menyusun penjadwalan (Creating Schedule);Selanjutnya, guru dan siswa menentukan batasan waktu yang diberikan dalam penyelesaian tugas (aktivitas) proyek mereka.
4.      Memonitor kemajuan proyek (Monitor the progress); Dalam berjalannya waktu, siswa melaksanakan seluruh aktivitas mulai dari persiapan pelaksanaan proyek mereka hingga melaporkannya sementara guru memonitor dan memantau perkembangan proyek kelompok-kelompok siswa dan memberikan pembimbingan yang dibutuhkan.
5.      Penilaian hasil (Assess the outcome); Pada tahap berikutnya, setelah siswa melaporkan hasil proyek yang mereka lakukan, guru menilai pencapaian yang siswa peroleh baik dari segi pengetahuan (knowledge) terkait konsep yang relevan dengan topik, hingga keterampilan dan sikap yang mengiringinya.
6.      Evaluasi pengalaman (Evaluate the experiment). Terakhir, guru kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk merefleksi semua kegiatan (aktivitas) dalam pembelajaran berbasis proyek yang telah mereka lakukan agar di lain kesempatan pembelajaran dan aktivitas penyelesaian proyek menjadi lebih baik lagi.
Kriteria Project Based Learning:
1.      Sentralitas (centrality),belajar konsep-konsep inti suatu disiplin ilmu melalui proyek. Proyek dalam Pembelajaran Berbasis Proyek adalah terfokus pada pertanyaan atau masalah, yang mendorong siswa menjalani dengan kerja keras konsep-konsep dan prinsip-prinsip inti atau pokok dari disiplin. Kriteria ini sangat halus dan agak susah diraba. Definisi proyek (bagi siswa) harus dibuat sedemikian rupa agar terjalin hubungan antara aktivitas dan pengetahuan konseptual yang melatarinya yang diharapkan dapat berkembang menjadi lebih luas dan mendalam.
2.      Pertanyaan mengemudi (driving question), Biasanya dilakukan dengan pengajuan pertanyaan-pertanyaan atau ill-defined problem. Proyek dalam Pembelajaran Berbasis Proyek mungkin dibangun di sekitar unit tematik, atau gabungan (intersection) topik-topik dari dua atau lebih disiplin, tetapi itu belum sepenuhnya dapat dikatakan sebuah proyek. Pertanyaan-pertanyaan yang mengejar siswa, sepadan dengan aktivitas, produk, dan unjuk kerja yang mengisi waktu mereka, harus digubah (orchestrated) dalam tugas yang bertujuan intelektual.
3.      Investigasi konstruktif (constructive investigations), Proyek melibatkan siswa dalam investigasi konstruktif. Investigasi mungkin berupa proses desain, pengambilan keputusan, penemuan masalah, pemecahan masalah, discovery, atau proses pembangunan model. Akan tetapi, agar dapat disebut proyek yang memenuhi kriteria Pembelajaran Berbasis Proyek, aktivitas inti dari proyek itu harus meliputi transformasi dan konstruksi pengetahuan (dengan pengertian: pemahaman baru, atau keterampilan baru) pada pihak siswa. Jika pusat atau inti kegiatan proyek tidak menyajikan “tingkat kesulitan” bagi anak, atau dapat dilakukan dengan penerapan informasi atau keterampilan yang siap dipelajari, proyek yang dimaksud adalah tak lebih dari sebuah latihan, dan bukan proyek Pembelajaran Berbasis Proyek yang dimaksud.
4.      Otonomi (autonomy); Berbasis Proyek lebih mengutamakan otonomi, pilihan, waktu kerja yang tidak bersifat rigid, dan tanggung jawab siswa daripada proyek tradisional dan pembelajaran tradisional.
5.      Realism;Proyek adalah realistik. Karakteristik proyek memberikan keontentikan pada siswa. Karakteristik ini boleh jadi meliputi topik, tugas, peranan yang dimainkan siswa, konteks dimana kerja proyek dilakukan, kolaborator yang bekerja dengan siswa dalam proyek, produk yang dihasilkan, audien bagi produk-produk proyek, atau kriteria di mana produk-produk atau unjuk kerja dinilai. Pembelajaran Berbasis Proyek melibatkan tantangan-tantangan kehidupan nyata, berfokus pada pertanyaan atau masalah otentik (bukan simulatif), dan pemecahannya berpotensi untuk diterapkan di lapangan yang sesungguhnya.
d)      Problem Based Learning   
PBL (Problem-based learning) merupakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa dimana siswa secara aktif belajar melalui pemecahan masalah.Yang menjadi esensi dari PBL adalah siswa dituntut belajar mengenai strategi berfikir sekaligus belajar materi pelajaran, melalui pemecahan masalah yang sesuai dengan permasalah kehidupan nyata. Permasalahan dunia nyata (real world) inilah yang membuat PBL menjadi menarik dan membuat tingginya tingkat minat siswa[15]. Sifatmetode inimerangsangrasa ingin tahu danmendorongketerlibatan.Namun, Alasan utamaPBLefektifadalah karena membuat siswamenggunakan kemampuan berpikir tingkat tinggi.Tidak sepertihanyamemecahkan teka-tekiyang ditawarkanoleh guru, menemukan jawabanuntukmasalah di dunia nyatamemilikifactortambahan yangmemuaskandalam artibahwasiswamembuatkontribusi.
Barrow mendefiniskan model pembelajaran PBL sebagai berikut:
1.      Pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered learning);
2.      Pembelajaran dilakukan dalam kelompok kecil, idealnya 6-10 orang;
3.      Guru bertindak sebagai fasilitator atau tutor yang membimbing siswa;
4.      Permasalah merangsang pembelajaran berdasarkan fokus yang dibangun dan ditentukan oleh kelompok;
5.      Permasalahan adalah kendaraan untuk pengembangan keterampilan pemecahan masalah yang merangsang proses kognitif;
6.      Pengetahuan baru diperoleh melalui diri pribadi siswa (self directed learning).
Tahapan Problem Based Learning
Tahap 1: Penyampaian Ide (Ideas)
Pada tahap ini dilakukan secara curah pendapat (brainstorming). Siswa merekam semua daftar masalah (gagasan, ide) yang akan dipecahkan. Mereka kemudian diajak untuk melakukan penelaahan terhadap ide-ide yang dikemukakan atau mengkaji pentingnya relevansi ide berkenaan dengan masalah yang akan dipecahkan (masalah aktual, atau masalah yang relevan dengan kurikulum), dan menentukan validitas masalah untuk melakukan proses kerja melalui masalah.
Tahap 2: Penyajian Fakta yang Diketahui (Known Facts)
Pada tahap ini, mereka diajak mendata sejumlah fakta pendukung sesuai dengan masalah yang telah diajukan.Tahap ini membantu mengklarifikasi kesulitan yang diangkat dalam masalah.Tahap ini mungkin juga mencakup pengetahuan yang telah dimiliki oleh mereka berkenaan dengan isu-isu khusus.
Tahap 3: Mempelajari Masalah (Learning Issues)
Siswa diajak menjawab pertanyaan tentang, “Apa yang perlu kita ketahui untuk memecahkan masalah yang kita hadapi?”.Setelah melakukan diskusi dan konsultasi, mereka melakukan penelaahan atau penelitian dan mengumpulkan informasi.Siswa melihat kembali ide-ide awal untuk menentukan mana yang masih dapat dipakai.Seringkali, pada saat para siswa menyampaikan masalah-masalah, mereka menemukan cara-cara baru untuk memecahkan masalah. Dengan demikian, hal ini dapat menjadi sebuah proses atau tindakan untuk mengeliminasi ide-ide yang tidak dapat dipecahkan atau sebaliknya ide-ide yang dapat dipakai untuk memecahkan masalah.
Tahap 4: Menyusun Rencana Tindakan (Action Plan)
Pada tahap ini, siswa diajak mengembangkan sebuah rencana tindakan yang didasarkan atas hasil temuan mereka. Rencana tindakan ini berupa sesuatu (rencana) apa yang mereka akan lakukan atau berupa suatu rekomendasi saran-saran untuk memecahkan masalah.
Tahap 5: Evaluasi
Tahap evaluasi ini terdiri atas tiga hal: 1) bagaimana siswa dan evaluator menilai produk (hasil akhir)   proses, 2) bagaimana mereka menerapkan tahapan proses belajar mengajar untuk bekerja melalui masalah, dan 3) bagaimana siswa akan menyampaikan pengetahuan hasil pemecahakan masalah atau sebagai bentuk pertanggung jawaban mereka belajar menyampaikan hasil-hasil penilaian atau respon-respon mereka dalam berbagai bentuk yang beragam, misalnya secara lisan atau verbal, laporan tertulis, atau sebagai suatu bentuk penyajian formal lainnya. Evaluator menilai penguasaan bahan-bahan kajian pada tahap tersebut melalui siswa.
Karakteristik Problem Based Learning
1.      Autentik, yaitu masalah harus lebih berakar pada kehidupan dunia nyata siswa dari pada berakar pada prinsip-prinsip disiplin ilmu tertentu;
2.      Jelas, yaitu masalah dirumuskan dengan jelas, dalam arti tidak menimbulkan masalah baru bagi siswa yang pada akhirnya akan menyulitkan penyelesaian siswa itu sendiri;
3.      Mudah dipahami, yaitu masalah yang diberikan hendaknya mudah dipahami siswa. Selain itu masalah disusun dan dibuat sesuai dengan tingkat perkembangan siswa;
4.      Luas dan sesuai dengan tujuan pembelajaran, yaitu masalah yang disusun dan dirumuskan hendaknya bersifat luas, artinya masalah tersebut mencakup seluruh materi pelajaran yang akan diajarkan sesuai dengan waktu, ruang dan sumber yang tersedia.  Selain itu, masalah yang telah disusun tersebut harus didasarkan pada tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan;

Bermanfaat, yaitu masalah yang telah disusun dan dirumuskan haruslah bermanfaat, baik siswa sebagai pemecah masalah maupun guru sebagai pembuat masalah. Masalah yang bermanfaat adalah masalah yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir memecahkan masalah siswa, serta membangkitkan motivasi belajar siswa.

Read More.. »»

Berbagai Macam Metode Pembelajaran

METODE PEMBELAJARAN

Sebelum memahami Metode Pembelajaran secara menyeluruh, ada baiknya kita terlebih dahulu memahami pengertian dari masing-masing kata tersebut secara persial.Pertama mengenai pengertian metode dari beberapa sumber buku, yaitu sebagai berikut.Secara sederhana yang dimaksud dengan metode adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dalam kegiatan belajar mengajar metode dinperlukan oleh guru dengan penggunaan yang bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Tujuan dan materi yang baik belum tentu memberikan hasil yang baiktanpa memilih dan menggunakan metode yang sesuai dengan tujuan dan materi pelajaran.

Menurut (Hamalik, 2008, p. 26)
metode adalah cara yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran dalam upaya mencapai tujuan kurikulum. Suatu metode mengandung pengertian terlaksananya kegiatan guru dan kegiatan siswa dalam proses pembelajaran. Metode dilaksanakan melalui prosedur tertentu.
Menurut (Majid, 2008)
metode adalah proses belajar mengajar yang dilakukan dengan cara interaksi antara guru dengan peserta didik dalam suatu pengajaran untuk mewujudkan tujuan yang ditetapkan.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa metode adalah cara yang digunakan guru dalam menyampaikan materi pelajaran untuk peserta didik, sehingga dapat tercapainya suatu tujuan kurikulum yang diharapkan.

Metode pembelajaran harus dikuasai oleh seorang guru sehingga materi dapat tersampaikan kepada peserta didik dengan baik, metode pembelajaran ini juga disesuiakan dengan materi-materi yang akan disampaikan.

Selain itu, ada pula beberapa pengertian mengenai pembelajaran, yaitu sebagai berikut.
Menurut  (Hamalik, 2008)
pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.
Menurut (Majid, 2008)
pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan oleh para guru dalam membimbing, membantu, dan mengarahkan peserta didik untuk memiliki pengalaman belajar.

Dari pengertian pembelajaran menurut beberapa sumber yang telah dijelaskan di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses dimana terjadinya interaksi antara komponen-komponen atau unsur-unsur sistem pembelajaran agar dalam pelaksanaannya dapat tercapai hasil yang diharapkan.

Setelah memahmi berbagai pengertian dari metode dan pembelajaran, maka dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran merupakan suatu proses atau cara yang dilakukan oleh seorang guru atau pendidik dengan segala kemampuan yang dimilikinya untuk dapat mengubah psikis dan pola piker anak didiknya dari yang tidak tahu menjadi tahu serta mampu mendewasakan anak didiknya, salah satunya dengan mengajar di kelas atau performance seorang guru untuk dapat menguasai keadaan kelas sehingga dapat terciptanya suasana belajar yang menyenangkan dengan  menerapkan metode pembelajaran yang sesuai karakteristik peserta didiknya.

Metode Pembelajaran adalah strategi pembelajaran atau cara yang digunakan oleh guru sebagai media untuk menyampaikan materi pembelajaran sehingga dapat tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Macam – macam Metode Pembelajaran
Pada dasarnya di dalam sebuah metode pembelajaran tentu banyak macam-macam dan jenisnya, setiap jenis metode pembelajaran mempunyai kelemahan dan kelebihan masing-masing, tidak menggunakan satu macam metode saja, mengkombinasikan penggunaan beberapa metode yang sampai saat ini masih banyak digunakan dalam proses belajar mengajar.
Menurut (Sudjana, 1989)dan (Simamora R. H., 2009), terdapat macam-macam metode pembelajaran antara lain sebagai berikut :
Metode Ceramah
Metode pembelajaran ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam jumlah yang relatif besar.Seperti ditunjukkan oleh Mc Leish (1976), melalui ceramah, dapat dicapai beberapa tujuan.Dengan metode ceramah, guru dapat mendorong timbulnya inspirasi bagi pendengarnya.
Gage dan Berliner (1981:457), menyatakan metode ceramah cocok untuk digunakan dalam pembelajaran dengan ciri-ciri tertentu. Ceramah cocok untuk penyampaian bahan belajar yang berupa informasi dan jika bahan belajar tersebut sukar didapatkan.
Metode Diskusi
Metode pembelajaran diskusi adalah proses pelibatan dua orang peserta atau lebih untuk berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau saling mempertahankan pendapat dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan kesepakatan diantara mereka. Pembelajaran yang menggunakan metode diskusi merupakan pembelajaran yang bersifat interaktif (Gagne & Briggs. 1979: 251).
Menurut Mc. Keachie-Kulik dari hasil penelitiannya, dibanding metode ceramah, metode diskusi dapat meningkatkan anak dalam pemahaman konsep dan keterampilan memecahkan masalah.Tetapi dalam transformasi pengetahuan, penggunaan metode diskusi hasilnya lambat dibanding penggunaan ceramah.Sehingga metode ceramah lebih efektif untuk meningkatkan kuantitas pengetahuan anak dari pada metode diskusi.
Metode Demonstrasi
Metode pembelajaran demontrasi merupakan metode pembelajaran yang sangat efektif untuk menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti: Bagaimana cara mengaturnya? Bagaimana proses bekerjanya? Bagaimana proses mengerjakannya. Demonstrasi sebagai metode pembelajaran adalah bilamana seorang guru atau seorang demonstrator (orang luar yang sengaja diminta) atau seorang siswa memperlihatkan kepada seluruh kelas sesuatau proses. Misalnya bekerjanya suatu alat pencuci otomatis, cara membuat kue, dan sebagainya.
Metode Ceramah Plus
Metode Pembelajaran Ceramah Plus adalah metode pengajaran yang menggunakan lebih dari satu metode, yakni metode ceramah yang diinasikan dengan metode lainnya. Ada tiga macam metode ceramah plus, diantaranya yaitu:
Metode ceramah plus tanya jawab dan tugas
Metode ceramah plus diskusi dan tugas
Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL)
Metode Resitasi
Metode Pembelajaran Resitasi adalah suatu metode pengajaran dengan mengharuskan siswa membuat resume dengan kalimat sendiri.
Kelebihan Metode Resitasi adalah :
Pengetahuan yang diperoleh peserta didik dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat lebih lama.
Peserta didik memiliki peluang untuk meningkatkan keberanian, inisiatif, bertanggung jawab dan mandiri.
Kelemahan Metode Resitasi adalah :
Kadang kala peserta didik melakukan penipuan yakni peserta didik hanya meniru hasil pekerjaan orang lain tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri.
Kadang kala tugas dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan.
Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual.
Metode Eksperimental
Metode pembelajaran eksperimental adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana siswa melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang dipelajarinya. Dalam metode ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri dengan mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang obyek yang dipelajarinya.
Metode Study tour
Metode Study tour (karya wisata) adalah metode mengajar dengan mengajak peserta didik mengunjungi suatu objek guna memperluas pengetahuan dan selanjutnya peserta didik membuat laporan dan mendiskusikan serta membukukan hasil kunjungan tersebut dengan didampingi oleh pendidik.
Metode latihan keterampilan
Metode latihan keterampilan (drill method) adalah suatu metode mengajar dengan memberikan pelatihan keterampilan secara berulang kepada peserta didik, dan mengajaknya langsung ketempat latihan keterampilan untuk melihat proses tujuan, fungsi, kegunaan dan manfaat sesuatu (misal: membuat tas dari mute). Metode latihan keterampilan ini bertujuan membentuk kebiasaan atau pola yang otomatis pada peserta didik.
Metode pembelajaran beregu
Metode pembelajaran beregu adalah suatu metode mengajar dimana pendidiknya lebih dari satu orang yang masing-masing mempunyai tugas.Biasanya salah seorang pendidik ditunjuk sebagai kordinator. Cara pengujiannya,setiap pendidik membuat soal, kemudian digabung. Jika ujian lisan maka setiapsiswa yang diuji harus langsung berhadapan dengan team pendidik tersebut
Metode Peer Theaching
Metode Peer Theaching sama juga dengan mengajar sesama teman, yaitu suatu metode mengajar yang dibantu oleh temannya sendiri.
Metode problem solving
Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanyasekadar metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebabdalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulaidengan mencari data sampai pada menarik kesimpulan.
Metode problem solving merupakan metode yang merangsang berfikir danmenggunakan wawasan tanpa melihat kualitas pendapat yang disampaikan olehsiswa.Seorang guru harus pandai-pandai merangsang siswanya untuk mencobamengeluarkan pendapatnya.
Project Method
Project Method adalah metode perancangan adalah suatu metode mengajar dengan meminta peserta didik merancang suatu proyek yang akan diteliti sebagai obyek kajian.
Teileren Method
Teileren Method yaitu suatu metode mengajar dengan menggunakan sebagian-sebagian,misalnya ayat per ayat kemudian disambung lagi dengan ayat lainnya yang tentusaja berkaitan dengan masalahnya
Metode Global

Metode Global yaitu suatu metode mengajar dimana siswa disuruh membaca keseluruhan materi, kemudian siswa meresume apa yang dapat mereka serap atau ambil intisaridari materi tersebut.

Read More.. »»

Tuesday, 16 August 2016

KUE PLN YANG BELUM MERATA

71 TAHUN INDONESIA MERDEKA, MAUBOKUL MASIH HIDUP DALAM KEGELAPAN
sandleNews.net - Setelah Indonesia Merdeka ke 71 tahun, baru kali pertama Kecamatan Sungai Mandau Kabupaten Siak masuk listrik PLN. Kecamatan Sungai Mandau kecamatan terakhir dari 14 kecamatan yang ada tersambung listrik PLN.
Peresmian penggunaan listrik ini, secara simbolis dilaksanakan di halaman Kantor Camat Sungai Mandau, Kab Siak, Senin (15/8/2016).
 Hadir dalam acara masuk listrik ini oleh General Manajer PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau (WRKR), Feby Joko Priharto, Manajer Area Pekanbaru, La Ode Lawati, Manajer SDM dan Umum, Dwi Suryo Abdullah dan Bupati Siak, Syamsuar.
Listrik di Maubokul
Hingga saat ini hampir 71 tahun Indonesia merdeka, wilayah desa maubokul yang di kunjungi presiden SBY saat akan mengakhiri masa jabatannya belum juga mendapatkan listrik PLN. Desa ini terletak di Kecamatan Pandawai, Kabupaten Sumba Timur Provinsi NTT. Desa ini berjarak ± 10 km dari ibukota kecamatan atau sekitar 20 km dari ibukota kabupaten Sumba Timur. Beberapa waktu lalu ketika kami berkomunikasi dengan tokoh masyarakat desa maubokul Umbu Nai Hapu, Beliau mengharapkan adanya perhatian dari pihak PLN cabang Sumba. Kami masih hidup dalam kegelapan, kami belum merasakan kemerdekaan yang sesungguhnya. Indonesia belum merdeka bagi kami. itulah kata - kata yang terlontar dari mulutnya.

Semoga ini akan terwujud. Merdeka. Sekali merdeka tetap merdeka.

Read More.. »»

Antara Full Day School dan Full Day Work

KONDISI ANAK INDONESIA DI PEDESAAN
sandleNews.net, Pemerintah menaruh perhatian yang lebih dalam bidang pendidikan. Indeks Pembangunan Pendidikan Untuk Semua atau education for all (EFA) di Indonesia menurun tiap tahunnya. Tahun 2011 Indonesia berada diperingkat 69 dari 127 negara dan merosot dibandingkan tahun 2010 yang berada pada posisi 65. Indeks yang dikeluarkan pada tahun 2011 oleh UNESCO ini lebih rendah dibandingkan Brunei Darussalam (34), serta terpaut empat peringkat dari Malaysia (65).
Salah satu penyebab rendahnya indeks pembangunan pendidikan di Indonesia adalah tingginya jumlah anak putus sekolah. Sedikitnya setengah juta anak usia sekolah dasar (SD) dan 200 ribu anak usia sekolah menengah pertama (SMP) tidak dapat melanjutkan pendidikan. Data pendidikan tahun 2010 juga menyebutkan 1,3 juta anak usia 7-15 tahun terancam putus sekolah. Bahkan laporan Departeman Pendidikan dan Kebudayaan menunjukan bahwa setiap menit ada empat anak yang putus sekolah.

Banyak hal yang menyebabkan anak Indonesia putus sekolah, di antaranya orangtua masih mempekerjakan siswa ketika jam sekolah, Siswa lambat laun terbiasa dengan pekerjaan di rumah sehingga memutuskan untuk berhenti sekolah, hal ini kemudian di dukung oleh orangtua karena orangtua merasa terbantu. realita ini memang menjadi makanan sehari hari bagi guru di pedalaman, dimana anak masih di eksploitasi untuk dipekerjakan membantu orangtua di sawah, ladang, menggembalakn ternak. 
Bagaimana dengan rencana Full Day School yang dicanangkan Menteri yang baru ???? ini menjadi tanda tanya bagi kita semua di daerah pedesaan, masih sekolah normal saja keadaan sudah begini, apalagi sampai sore, orangtua bisa saja tidak lagi menyekolahkan anaknya dengan alih alih siapa yang akan menggembala ???? siapa yang akan mengantar nasi ke sawah ????. 


Read More.. »»

Pengelolaan Pendidikan

Pengelolaan pendidikan adalah pengaturan kewenangan dalam penyelenggaraan sistem pendidikan nasional oleh Pemerintah, pemerintah provins...