Selamat Datang Di Blog Anak Pantai Walakiri - Situs Berita Terpercaya dan Akurat - Walakiri - Nusa Tenggara Timur sandelNews: March 2016

Thursday, 24 March 2016

REVISI UU PILKADA


“Revisi UU Pilkada harus disesuaikan dengan kondisi kekinian. Semangat revisi, menurutnya, tetap bertujuan untuk meningkatkan kualitas demokrasi Indonesia. demikian disampaikan Ketua DPR Ade Komarudin.

Secara terpisah Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo di Gedung Kementerian Dalam Negeri (Kemdagri),  mengatakan “Kita ingin yang kita kirim itu sempurna. Semoga satu dua hari ini dikirim ke DPR ”

Beliau menambahkan “ draf masih dalam tahap penyerasian lebih rinci. Dengan sempurnan tersebut, akan memudahkan pembahasan dengan DPR nantinya. Tujuannya, agar pembahasan bisa lebih cepat, dan selesai pada April mendatang.

Terkait DPR yang tengah masa reses sejak 18 Maret-5 April 2016, dia menyatakan bahwa ampres tetap dapat dikirim ke DPR. “Oh bisa. Kalau soal surat menyurat itu tetap bisa,” katanya.

Sebelumnya, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (21/3), Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi, Johan Budi SP mengatakan, hasil rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu memang memutuskan draf revisi dikaji lebih detil oleh Kemdagri dan Kemkumham.

Read More.. »»

Sunday, 20 March 2016

Sumba Akan memiliki Bandara Internasional

Bandara UMK Waingapu

Sandlenews, Sumba akan memiliki Bandara Internasional, demikianlah tagline yang berkembang di laman facebook warga kota Waingapu dalam beberapa hari ini. dalam konfirmasi kami ke Pejabat pemerintah kabupaten Sumba Timur membenarkan rumor pembangunan Bandar Udara Internasional pertama di pulau seribu kuda sandel ini.
  “Kita telah menyiapkan lokasi di desa Maubokul kecamatan Pandawai sebagai lokasi baru bandar udara, sedangkan yang di Walakiri tidak bisa digunakan karena berdasarkan hasil penelitian tidak layak untuk menjadi lokasi bandar udara” demikian disampaikan oleh Wakil Bupati Sumba Timur Bapak. Umbu Lili Pekuwali, ST. MT yang kami temui kediamannya beberapa waktu lalu.
Mimpi Sumba Timur bersama warganya akan terwujud untuk memiliki bandar udara sendiri yang berkapasitas internasional demikian disampaikan oleh beberapa netizen di akun facebook mereka. ini memang merupakan suatu eforia yang harus di sambut baik oleh pemerintah sehingga akan meningkatkan perekonomian warga Sumba Timur.
“Hari selasa ini, tanggal 22 maret 2016 bersama sama dengan Pemda dan masyarakat desa maubokul akan melakukan prosesi penyerahan tanah untuk lokasi tersebut kepada pemerintah pusat” ujar Bapak Camat Pandawai yang kami temui di sela sela acara penutupan Musbangkab di gedung nasional Umbu Tipuk Marisi.
Bapak Gubernur dipastikan hadir untuk mewakili pemerintah pusat untuk menyaksikan proses penyerahan tanah bandara tersebut. Selamat kepada warga desa Maubokul. 

Read More.. »»

Tuesday, 15 March 2016

Pesona Pantai Walakiri


Sandlenews, Pemburu pantai dan pecinta traveling sangat merindukan Pantai Walakiri yang merupakan tempat tujuan wisata Indonesia. memang sangat mempesona dan menggoda sehingga menjadi magnet liburan bagi wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara yang ingin merayakan waktu kebersamaan dan melepaskan rasa penat.
Pantai Walakiri yang terletak di Kelurahan Watumbaka Kecamatan Pandawai berjarak ± 21 km dari ibukota Kabupaten Sumba Timur, Waingapu.


            Pantai Walakiri tidak hanya memiliki pemandangan yang sangat indah tetapi memiliki warga yang sangat ramah. keseharian nwarga di sini sebagai nelayan dan pembudidaya rumput laut. Memiliki pasir putih yang sangat unik, pantai Walakiri di kala air surut mempertontonkan bentangan pasir yang cukup luas bak padang pasir di gurun. Tampak tumbuh dengan subur pohon kelapa dan cemara yang melambai lambai seraya menyapa pengunjungnya dengan ramah.


            Semakin lengkap rasanya jika kita menanti tatkala sang surya mulai menepi di ufuk barat, menghabiskan suasana tenang dan nyaman di antara tumbuhan bakau nan endemik yang mulai tergerus usia yang melambai menghiasi penghujung pantai dalam keramahan yang akan selalu dirindukan oleh setiap pengunjung. ya ! Walakiri aku akan selalu merindukanmu.

Read More.. »»

Musyawarah Daerah Partai Golkar Sumba Timur

Suasana Musda Partai Golkar
Waingapu - Golkar Sumba Timur menapaki lembaran baru pasca tersandera konflik dualisme kepemimpinan di DPP yaitu kubu Agung Laksono dan Aburizal Bakri. Hari ini, Senin (14/3) di Gedung Sekretariat DPD II Golkar Sumba Timur sedang di gelar Musda Rekonsiliasi.
Selaku Ketua Panitia Pelaksana atau Organizing Committee (OC), Anton Dira Ndjuka telah mematangkan persiapan penyelenggaraan, termasuk finalisasi pola dan teknis pengamanan
Agenda yang disebut-sebut sebagai titik awal kembangkitan Golkar  Sumba Timur dihadiri sejumlah elit Dewan Pimpinan Daerah ( DPD I) Golkar, seperti Bapak. Gadi Bully selaku Pimpinan Sidang, di dampingi oleh Bpk. Drs. Hugo Kalembu dan  Sang Ketua DPD I Golkar NTT Bapak. Ibrahim Agustinur Medah yang hadir menyampaikan orasi politik sekaligus membuka acara.
Bapak Iban demikian sapaan beliau mengharapkan pelaksanaan Musda ini dihelat sebagai ajang konsolidasi penyatuan kader, dan penyatuan kekuatan di dalam membangun Sumba Timur tercinta.

“Dalam pemandangan umum kecamatan, 22 kecamatan mengusulkan Bapak. Gidion Mbilijora selaku Ketua DPD II Golkar Sumba Timur, sehingga secara aklamasi musda menetapkan politisi senior asal lewa ini selaku ketua,” Demikian ungkap Alex Tanggumara yang merupakan Komcat kecamatan Pandawai. (OK).

Read More.. »»

Monday, 14 March 2016

Ketua Umum PGRI Meninggal Dunia

Ketua Umum PGRI Soelistyo

Kabar duka menyelimuti PGRI, sang ketua Umum harus menjadi korban ledakan tabung oksigen Rumah Sakit Mintoharjo, Jakarta, Senin (14/3/2016).
"Kami keluarga besar DPD RI, turut berbela sungkawa yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya senator sekaligus Ketua PGRI, Dr. H. Sulistiyo, MPd," tulis Humas DPD RI. demikian diberitakan humas DPD RI. 



Read More.. »»

Sunday, 13 March 2016

RUU Kebidanan Masih Menjadi Perhatian DPR



Rancangan Undang-Undang (RUU) Kebidanan masih terus menjadi perhatian Komisi IX DPR agar tidak terjadi tumpang tindih dengan Undang-Undang (UU) Tenaga Kesehatan.

Demikian dikatakan Ketua Komisi IX DPR RI Dede Yusuf usai Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Badan Keahlian DPR RI, Kamis, (10/3) di Gedung DPR, Senayan, Jakarta.

“Kita berharap fungsi pelayanan kebidanan jangan sampai mengambil alih kewenangan dokter, artinya harus  ada posisi yang netral, kadang-kadang memang di daerah bidan sudah dianggap ‘menteri kesehatan desa’ karena mungkin dokternya tidak ada sehingga merujuknya kebidan, nanti ini harus ada aturan mainnya. Kita tentu tidak mau UU  ini nanti bertubrukan dengan udang-undang yang lainnya” ujarnya.

Saat ini RUU Kebidanan sudah masuk dalam konsep The Sustainable Development Goals ( SDGs ) salah satunya adalah dengan terus mengurangi angka kematian pada ibu dan balita, Dede juga mengatakan RUU ini nantinya akan mewajibkan distribusi penempatan serta surat ijin untuk bidan di daerah tertentu, dan mewajibkan pemerintah daerah untuk bisa mempertahankan bidan di daerahnya masing-masing agar tidak terjadi penumpukan di satu daerah.

“Sebetulnya cukup banyak bidan yang ada hampir 200 ribu lebih,  tetapi tidak tersebar merata sehingga ada daerah yang menumpuk bidannya, ada daerah yang tidak ada sama sekali bidannya. Dan kedepanya kita juga harus berpikir bagaimana  bidan mendapatkan pendapatan yang cukup baik di daerahnya” kata politisi fraksi Demokrat.

Untuk menunjang hal ini Komisi IX, menurut Dede, sudah menambahkan anggaran kesehatan dua kali lipat, “Artinya sekarang tugas pemerintah untuk memperbanyak, menambah dan membuat roadmap yang jelas. Selanjutnya komisi IX juga terus melakukan kerjasama dengan DPRD dengan melakukan kunjungan kerja ke daerah- daerah guna mengawasi tenaga kerja yang ada di daerah,”terangnya.(rnm,nt) Foto: Jayadi/parle/od

Read More.. »»

Indonesia Dipastikan Jadi Tuan Rumah 

MotoGP Mulai 2017

Setelah 20 Tahun, MotoGP Kembali ke Indonesia

Jakarta - Penantian panjang Indonesia untuk bisa kembali menggelar MotoGP akhirnya tuntas. Kemenpora sudah mengumumkan kalau Indonesia akan menjadi salah satu tuan rumah balapan kelas rajanya motor itu mulai tahun 2017 mendatang.

Konfirmasi Indonesia menggelar MotoGP mulai musim 2017 datang dari akun Twitter Kementrian Pemuda dan Olahraga, Rabu (23/12/2015) siang ini. Tweet tersebut muncul dalam bahasa Spanyol dengan sekaligus me-mention @dornasport dan ditambahkan dengan tagar #MotoGP Indonesia.

Sampai berita diturunkan, situs serta akun Twitter resmi Dorna dan MotoGP belum memuat kabar ini.

Indonesia dipastikan menjadi tuan rumah untuk tiga musim. Yakni mulai dari 2017, 2018, hingga 2019.

"Dorna Sports mengonfirmasi Indonesia sebagai salah satu tuan rumah Seri MotoGP di 2017, 2018, dan 2019," demkian kicauan di Tweet @Kemenpora_RI.

Sampai saat ini Sirkuit Sentul masih menjadi kandidat utama penyelenggaraan balapan MotoGP. Renovasi besar-besaran dijadwalkan akan dilakukan dalam waktu dekat demi mengejar tenggat waktu.

Read More.. »»

TEORI BELAJAR KOGNITIF

Teori belajar kognitif lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajarnya. dalam teori kognitif bukan hanya melibatkan hubungan stimulus dan respon, tetapi tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan belajarnya.
Teori kognitif selalu menganggap bahwa bagian-bagian dari suatu situasi saling berhubungan dengan seluruh konteks situasi tersebut. Belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan, pengolahan informasi, emosi, dan aspek-aspek kejiwaan lainnya, sehingga melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks.

Prinsip umum teori Belajar Kognitif, antara lain:
a.    Lebih mementingkan proses belajar daripada hasil
b.    DIsebut model perseptual
c.    Tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan belajarnya
d.   Belajar merupakan perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat terlihat sebagai tingkah laku yang nampak
e.    Memisah-misahkan atau membagi-bagi situasi/materi pelajaran  menjadi komponen-komponen yang kecil-kecil dan memperlajarinya secara terpisah-pisah, akan kehilangan makna.
f.     Belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi, dan aspek-aspek kejiwaan lainnya.
g.    Belajar merupakan  aktivitas yang melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks.
h.    Dalam praktek pembelajaran  teori ini tampak pada tahap-tahap perkembangan(J. Piaget), Advance organizer (Ausubel), Pemahaman konsep (Bruner), Hierarki belajar (Gagne), Webteaching (Norman)
i.      Dalam kegiatan pembelajaran keterlibatan siswa aktif amat dipentingkan
j.      Materi pelajaran disusun dengan  pola dari sederhana  ke kompleks

k.    Perbedaan individu siswa perlu diperhatikan, karena sangat mempengaruhi keberhasilan siswa belajar.

Read More.. »»

Makalah Teori Behavioristik

TEORI BEHAVIORISTIK
DALAM PEMBELAJARAN





DISUSUN OLEH :

Nama         :     OKTOVIANUS KORNELIS RABA
NIM           :     50063896

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN DASAR
UNIVERSITAS TERBUKA
2016






KATA PENGANTAR

            Segala Pujian dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas pertolonganNya  penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Ungkapan terima kasih, Penulis sampaikan kepada pengampu mata kuliah Integrasi Teori dan Praktek Pembelajaran, yang memberi kontribusi bagi penulis sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
            Makalah ini penulis buat sebagai salah satu tugas dalam mata kuliah Integrasi Teori dan Praktek Pembelajaran di Program Studi Pascasarjana Universitas Terbuka. Yang membahas  tentang Prinsip prinsip Penyelenggaraan Pendidikan Dasar.
Penulis menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan segala saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan makalah ini dimasa yang akan datang.

                                                                        Waingapu,   Februari 2016
           
                                                Penulis








DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………     i
DAFTAR ISI  …………………………………………………………..     ii
BAB I  PENDAHULUAN  …………………………………………….     1         
A.  Latar Belakang     ……………………………………………     1
B.   Rumusan Masalah        ………………………………………     1
C.   Tujuan     …………………………………………………….     1
BAB II PEMBAHASAN …………………………………………….....     3
A. Pengertian  .............................……………………..……....        3
B.  Teori dalam Pandangan Behavioristik   ……………………..     3
C.  Kelebihan dan Kekurangan Teori Behavioristik   ………….. 8
                                                                                                      
BAB III PENUTUP …………………………………………………….     9
A. Simpulan   ……………………………………………………     9
B. Saran             …..……………………………………………..     9

DAFTAR PUSTAKA








BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang

Belajar merupakan kegiatan seseorang untuk melakukan aktifitas belajar. Menurut Piaget belajar adalah aktifitas anak bila ia berinteraksi dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisiknya. Menurut pandangan psikologi behavioristik merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorangyang telah selesai melakukan proses belajar akan menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini yang penting dalam belajar adalah input yang berupa stimulus  dan output yang berupa respon.
Jika ditinjau dari konsep atau teori, teori behavioristik ini tentu berbeda dengan teori yang lain. Hal ini  dapat kita lihat dalam pembelajaran sehari-hari dikelas. Ada berbagai asumsi atau pandangan yang muncul tentang teori behavioristik. Teori behavioristik memandang bahwa belajar adalah mengubah tingkah laku siswa dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dan tugas guru adalah mengontrol stimulus dan lingkungan belajar agar perubahan mendekati tujuan yang diinginkan, dan guru pemberi hadiah siswa yang telah mampu memperlihatkan perubahan bermakna sedangkan hukuman diberikan kepada siswa yang tidak mampu memperlihatkan perubahan makna.
Oleh karenanya, dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Belajar dan Pembelajaran kelompok  kami menyusun makalah teori belajar menurut aliran behaviorisme yang juga dilatar belakangi oleh rasa ingin tahu kami yang ingin mengetahui lebih lanjut lagi tentang teori behaviorisme dan diharapkan tidak lagi muncul asumsi yang keliru tentang  pendekatan behaviorisme tersebut, sehingga pembaca memang benar-benar mengerti apa dan bagimana pendekatan behaviorisme.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang  diatas dapat dirumuskan permasalahan yang akan kita bahas sebagai berikut:
1.      Apakah yang dimaksud dengan teori behaviorisme ?
2.      Apa saja teori yang termasuk ke dalam pandangan behaviorisme ?
3.      Apa kelebihan dan kekurangan dari teori behaviorisme ?


C.     Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Mengetahui pengertian teori behaviorisme
2.      Mengetahui teori-teori yang termasuk ke dalam pandangan behaviorisme
3.      Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari teori behaviorisme.






























BAB II
PEMBAHASAN

A.   Pengertian Teori Behaviorisme
Teori Belajar behaviorisme adalah teori belajar yang menekankan pada tingkah laku manusia sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon. teori behaviorisme merupakan sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner. Kemudian teori ini berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap pengembangan teori pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behaviorisme. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. 
Teori behaviorisme dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon.         
Stimulus adalah segala hal yang diberikan oleh guru kepada pelajar, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan pelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat diamati adalah stimulus dan respon. Oleh karena itu sesuatu yang diberikan oleh guru (stimulus) dan sesuatu yang diterima oleh pelajar (respon) harus dapat diamati dan diukur. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting untuk melihat perubahan tingkah laku tersebut terjadi atau tidak.


B.   Teori Dalam Pandangan Behaviorisme
Teori belajar dalam pandangan behaviorisme ada tiga yaitu :
1.    Teori Pengkondisian Klasikal dari Pavlov
Classic conditioning ( pengkondisian atau persyaratan klasik) adalah proses yang dikemukakan Pavlov melalui percobaannya terhadap anjing, dimana perangsang asli dan netral dipasangkan dengan stimulus bersyarat secara berulang-ulang sehingga memunculkan reaksi yang diinginkan. Eksperimen-eksperimen yang dilakukan Pavlov dan ahli lain tampaknya sangat terpengaruh pandangan behaviorisme, dimana gejala-gejala kejiwaan seseorang dilihat dari perilakunya.
Untuk memahami teori kondisioning klasik secara menyeluruh perlu dipahami ada dua jenis stimulus dan dua jenis respon. Dua jenis stimulus tersebut adalah :
a)   Stimulus yang tidak terkondisi (unconditioned stimulus-UCS), yaitu stimulus yang secara otomatis menghasilkan respon tanpa didahului dengan pembelajaran apapun (contoh: makanan).
b)   Stimulus terkondisi (conditioned stimulus-CS), yaitu stimulus yang sebelumnya bersifat netral, akhirnya mendatangkan sebuah respon yang terkondisi setelah diasosiasikan dengan stimulus tidak terkondisi (contoh : suara bel sebelum makanan datang).
Bertitik tolak dari asumsinya bahwa dengan menggunakan rangsangan-rangsangan tertentu, perilaku manusia dapat berubah sesuai dengan apa yang diinginkan. Kemudian Pavlov mengadakan eksperimen dengan menggunakan binatang (anjing) karena ia menganggap binatang memiliki kesamaan dengan manusia. Namun demikian, dengan segala kelebihannya, secara hakiki manusia berbeda dengan binatang.Ia mengadakan percobaan dengan cara mengadakan operasi pipi pada seekor anjing.
Sehingga kelihatan kelenjar air liurnya dari luar. Apabila diperlihatkan sesuatu makanan, maka akan keluarlah air liur anjing tersebut. Kini sebelum makanan diperlihatkan, maka yang diperlihatkan adalah sinar merah terlebih dahulu, baru makanan. Dengan sendirinya air liurpun akan keluar pula. Apabila perbuatan yang demikian dilakukan berulang-ulang, maka pada suatu ketika dengan hanya memperlihatkan sinar merah saja tanpa makanan maka air liurpun akan keluar pula.
Makanan adalah rangsangan wajar, sedang sinar merah adalah rangsangan buatan. Ternyata kalau perbuatan yang demikian dilakukan berulang-ulang, rangsangan buatan ini akan menimbulkan syarat(kondisi) untuk timbulnya air liur pada anjing tersebut. Peristiwa ini disebut : Refleks Bersyarat atau Conditioned Respons.
Pavlov berpendapat, bahwa kelenjar-kelenjar yang lain pun dapat dilatih. Bectrev murid Pavlov menggunakan prinsip-prinsip tersebut dilakukan pada manusia, yang ternyata ditemukan banyak refleks bersyarat yang timbul tidak disadari manusia. Melalui eksperimen tersebut Pavlov menunjukkan bahwa belajar dapat mempengaruhi perilaku seseorang.
Generalisasi, Deskriminasi, Pelemahan.
Faktor lain yang juga penting dalam teori belajar pengkondisian klasik Pavlov adalah generalisasi,deskriminasi,dan pelemahan.
Generalisasi. Dalam mempelajari respon terhadap stimulus serupa, anjing akan mengeluarkan air liur begitu mendengar suara-suara  yang mirip dengan bel, contoh suara peluit (karena anjing mengeluarkan air liur ketika bel dipasangkan dengan makanan). Jadi, generalisasi melibatkan kecenderungan dari stimulus baru yang serupa dengan stimulus terkondisi asli untuk menghasilkan respon serupa. Contoh, seorang peserta didik merasa gugup ketika dikritik atas hasil ujian yang jelek pada mata pelajaran matematika. Ketika mempersiapkan ujian Fisika, peserta didik tersbut akan merasakan gugup karena kedua pelajaran sama-sama berupa hitungan. Jadi kegugupan peserta didik tersebut hasil generalisasi dari melakukan ujian mata pelajaran satu kepada mata pelajaran lain yang mirip.
Deskriminasi. Organisme merespon stimulus tertentu, tetapi tidak terhadap yang lainnya. Pavlov memberikan makanan kepada anjing hanya setelah bunyi bel, bukan setelah bunyi yang lain untuk menghasilkan deskriminasi. Contoh, dalam mengalami ujian dikelas yang berbeda, pesrta didik tidak merasa sama gelisahnya ketika menghadapi ujian bahasa Indonesia dan sejarah karena keduanya merupakan subjek yang berbeda.
              Pelemahan (extincition). proses melemahnya stimulus yang terkondisi dengan cara menghilangkan stimulus tak terkondisi. Pavlov membunyikan bel berulang-ulang, tetapi tidak disertai makanan. Akhirnya, dengan hanya mendengar bunyi bel, anjing tidak mngeluarkan air liur. Contoh, kritikan guru yang terus menerus pada hasil ujian yang jelek, membuat peserta didik tidak termotivasi belajar. Padahal, sebelumnya peserta didik pernah mendapat nilai ujian yang bagus dan sangat termotivasi belajar.
Dalam bidang pendidikan, teori kondisioning klasik digunakan untuk mengembangkan sikap yang menguntungkan terhadap peserta didik untuk termotivasi belajar dan membantu guru untuk melatih kebiasaan positif peserta didik.

2.    Teori Connetionisme Thorndike
Menurut Thorndike, belajar merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi antara peristiwa-peristiwa yang disebut stimulus (S) dengan respon (R). Dalam eksperimennya, Thorndike menggunakan kucing. Dari eksperimen kucing lapar yang dimasukkan dalam sangkar (puzzle box) tersebut diketahui bahwa supaya tercapai hubungan antara stimulus dan respons, perlu adanya kemampuan untuk memilih respons yang tepat serta melalui usaha-usaha atau percobaan-percobaan (trials) dan kegagalan-kegagalan (error) terlebih dahulu.
Bentuk paling dasar dari belajar adalah “trial and error learning or selecting and connecting learning” dan berlangsung menurut hukum-hukum tertentu. Oleh karena itu teori belajar yang dikemukakan oleh Thorndike ini sering disebut dengan teori belajar koneksionisme atau teori asosiasi. Dari percobaan ini Thorndike menemukan hukum-hukum belajar sebagai berikut :
a)   Hukum Kesiapan (law of readiness), yaitu semakin siap suatu organisme memperoleh suatu perubahan tingkah laku, maka pelaksanaan tingkah laku tersebut akan menimbulkan kepuasan individu sehingga asosiasi cenderung diperkuat.
b)   Hukum Latihan (law of exercise), yaitu semakin sering tingkah laku diulang/dilatih (digunakan), maka asosiasi tersebut akan semakin kuat. Prinsip law of exercise adalah koneksi antara kondisi (yang merupakan perangsang) dengan tindakan akan menjadi lebih kuat karena latihan-latihan, tetapi akan melemah bila koneksi antara keduanya tidak dilanjutkan atau dihentikan. Sehingga prinsip dari hokum ini menunjukkan bahwa prinsip utama dalam belajar adalah ulangan. Makin sering diulangi, materi pelajaran akan semakin dikuasai.
c)   Hukum akibat (law of effect), yaitu hubungan stimulus respon cenderung diperkuat bila akibatnya menyenangkan dan cenderung diperlemah jika akibatnya tidak memuaskan. Hukum ini menunjuk pada makin kuat atau makin lemahnya koneksi sebagai hasil perbuatan. Suatu perbuatan yang disertai akibat menyenangkan cenderung dipertahankan dan lain kali akan diulangi. Sebaliknya, suatu perbuatan yang diikuti akibat tidak menyenangkan cenderung dihentikan dan tidak akan diulangi. 
Selain tiga hukum di atas Thorndike juga menambahkan hokum lainnya dalam belajar yaitu Hukum Reaksi Bervariasi (multiple response), Hukum Sikap (Set/Attitude), Hukum Aktifitas Berat Sebelah (Prepotency of Element), Hukum Respon by Analogy, dan Hukum perpindahan Asosiasi ( Associative Shifting).

3.    Teori Operant Conditioning dari B.F.Skinner
Konsep-konsep yang dikemukakan oleh Skinner tentang belajar mampu mengungguli konsep-konsep lain yang dikemukakan oleh para tokoh sebelumnya. Ia mampu menjelaskan konsep belajar secara sederhana dan dapat menunjukkan konsepnya tentang belajar secara komprehensif. Menurut Skinner, hubungan antara stimulus dan respons yang terjadi melalui interaksi dalam lingkungannya, yang kemudian akan menimbulkan perubahan tingkah laku, tidaklah sesederhana yang digambarkan oleh para tokoh sebelumnya.
Oleh sebab itu, untuk memahami tingkah laku seseorang secara benar perlu terlebih dahulu memahami hubungan antara stimulus satu dengan lainnya, serta memahami respons yang mungkin dimunculkan dan berbagai konsekuensi yang mungkin akan timbul sebagai akibat dari respons tersebut.
Skinner juga mengemukakan bahwa, dengan menggunakan perubahan-perubahan mental sebagai alat untuk menjelaskan tingkah laku hanya akan menambah rumitnya masalah. Sebab, setiap alat yang dipergunakan perlu penjelasan lagi, demikian seterusnya. Dari semua pendukung teori behavioristik,teori Skinnerlah yang paling besar pengaruhnya. Program-program pembelajaran seperti Teaching Machine, pembelajaran berprogram, modul, dan program-program pembelajaran lain yang berpijak pada konsep hubungan stimulus-respons serta mementingkan faktor-faktor penguat (reinforcement), merupakan program-program pembelajaran yang menerapkan teori belajar yang dikemukakan oleh Skinner.
a)   Penguatan (Reinforcement)
Menurut Skinner, untuk memperkuat perilaku atau menegaskan perilaku diperlukan suatu penguatan (reinforcement). Ada juga jenis penguatan, yaitu penguatan positif dan penguatan negative.
b)   Penguatan positif (positive reninforcement) didasari prinsip bahwa frekuensi dari suatu respon akan meningkat karena diikuti oleh suatu stimulus yang mengandung penghargaan. Jadi, perilaku yang diharapkan akan meningkat karena diikuti oleh stimulus menyenangkan. Contoh, peserta didik yang selalu rajin belajar sehingga mendapat rangking satu akan diberi hadiah sepeda oleh orang tuanya. Perilaku yang ingin diulang atau ditingkatkan adalah rajin belajar sehingga menjadi rangking satu dan penguatan positif/stimulus menyenangkan adalah pemberian sepeda.
c)   Penguatan negatif (negative reinforcement) didasari prinsip bahwa frekuensi dari suatu respon akan meningkat karena diikuti dengan suatu stimulus yang tidak menyenangkan yang ingin dihilangkan. Jadi, perilaku yang diharapkan akan meningkat karena diikuti dengan penghilangan stimulus yang tidak menyenangkan. Contoh, peserta didik sering bertanya dan guru menghilangkan/tidak mengkritik terhadap pertanyaan yang tidak berkenan dihati guru sehingga peserta didik akan sering bertanya. Jadi, perilaku yang ingin diulangi atau ditingkatkan adalah sering bertanya dan stimulus yang tidak menyenangkan yang ingin dihilangkan adalah kritikan guru sehingga peserta didik tidak malu dan akan sering bertanya karena guru tidak mengkritik pertanyaan yang tidak berbobot/melenceng.
d)  Hukuman
Hukuman (punishmen) yaitu suatu konsekuensi yang menurunkan peluang terjadinya suatu perilaku. Jadi, perilaku yang tidak diharapkan akan menurun atau bahkan hilang karena diberikan suatu stimulus yang tidak menyenangkan. Contoh, peserta didik yang berperilaku mencontek akan diberikan sanksi, yaitu jawabannya tidak diperiksa dan nilainya 0 (stimulus yang tidak menyenangkan/hukuman). Perilaku yang ingin dihilangkan adalah perilaku mencontek dan jawaban tidak diperiksa serta nilai 0 (stimulus yang tidak menyenangkan atau hukuman).

Perbedaan antara penguatan negatif dan hukuman terletak pada perilaku yang ditimbulkan. Pada penguatan negatif, menghilangkan stimulus yang tidak menyenangkan (kritik) untuk meningkatkan perilaku yang diharapkan (sering bertanya). Pada hukuman, pemberian stimulus yang tidak menyenangkan nilai 0 untuk menghilangkan perilaku yang tidak diharapkan (perilaku mencontek).

C.   Kelebihan dan Kekurangan Teori Behavioristik
1.   Kelebihan Teori Behavioristik
Kelebihan teori behaviorisme adalah sebagai berikut:
a)   Teori ini cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan dominansi peran orang dewasa, suka mengulangi dan harus dibiasakan, suka meniru dan senang dengan bentuk-bentuk penghargaan langsung seperti diberi permen atau pujian.
b)   Membiasakan guru untuk bersikap jeli dan peka pada situasi dan kondisi belajar
2.   Kelemahan Teori Behavioristik
Kelemahan teori behaviorisme adalah sebagai berikut:
a)   Pembelajaran siswa yang berpusat pada guru (teacher centered learning), bersifat mekanistik, dan hanya berorientasi pada hasil yang diamati dan diukur.
b)   Murid hanya mendengarkan dengan tertib penjelasan guru dan menghafalkan apa yang   didengar dan dipandang sebagai cara belajar yang efektif. Penggunaan hukuman sebagai salah satu cara untuk mendisiplinkan siswa (teori skinner) baik hukuman verbal maupun fisik seperti kata-kata kasar, ejekan,  jeweran yang justru berakibat buruk pada siswa.






BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
             Berdasarkan pembahasan diatas kami dapat menyimpulkan  bahwa teori belajar behaviorisme adalah teori belajar yang menekankan pada tingkah laku manusia sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon, serta memandang individu sebagai makhluk reaktif yang memberi respon terhadap lingkungan,pengalaman dan latihan yang akan membentuk prilaku mereka.
Teori belajar dalam pandangan behaviorisme ada tiga yaitu : teori pengkondisian klasikal dari Pavlov,teori connetionisme Thorndike, teori operant conditioning dari B.F.Skinner.
Adapun kelebihan dan kekurangan teori behaviorisme yaitu :
1.Kelebihan teori Behavioristik
a)   Teori ini cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan dominansi peran orang dewasa, suka mengulangi dan harus dibiasakan, suka meniru dan senang dengan bentuk-bentuk penghargaan langsung seperti diberi permen atau pujian.
b)   Membiasakan guru untuk bersikap jeli dan peka pada situasi dan kondisi belajar
2.   Kelemahan Teori Behavioristik
a)   Pembelajaran siswa yang berpusat pada guru (teacher centered learning), bersifat mekanistik, dan hanya berorientasi pada hasil yang diamati dan diukur.
b)   Murid hanya mendengarkan dengan tertib penjelasan guru dan menghafalkan apa yang  didengar dan dipandang sebagai cara belajar yang efektif.

3.2 Saran
Dari makalah ini diharapkan dapat menjadi bekal kita nantinya sebagai calon pendidik agar tercapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efesien.









DAFTAR PUSTAKA

Bell, Margareth E. 1994. Belajar dan Membelajarkan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Davies, Ivon K. 1987. Pengelolaan Belajar. Jakarta: Rajawali Pers.


Gredler, Margaret E. Bell. 1994. Belajar dan pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Read More.. »»

Pengelolaan Pendidikan

Pengelolaan pendidikan adalah pengaturan kewenangan dalam penyelenggaraan sistem pendidikan nasional oleh Pemerintah, pemerintah provins...