Pengembangan Mandiri Kerangka dan Modul Monev
Waingapu, 11 Maret 2020, Memasuki era baru
dunia kemampuan berliterasi peserta didik berkaitan erat dengan tuntutan
keterampilan membaca yang berujung pada kemampuan memahami informasi secara
analitis, kritis, dan reflektif. Akan tetapi, pembelajaran di sekolah saat ini
belum mampu mewujudkan hal tersebut.
Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan
Ekonomi (OECD—Organization for Economic Cooperation and
Development) dalam Programme for International Student Assessment (PISA) telah melakukan assesment pada tingkat sekolah menengah (usia 15 tahun) pemahaman membaca peserta didik Indonesia (selain matematika dan sains). PISA 2009 menunjukkan peserta didik Indonesia berada pada peringkat ke-57 dengan skor 396 (skor rata-rata OECD 493), sedangkan PISA 2012 menunjukkan peserta didik Indonesia berada pada peringkat ke-64 dengan skor 396 (skor rata-rata OECD 496) (OECD, 2013). Sebanyak 65 negara berpartisipasi dalam PISA 2009 dan 2012.
Development) dalam Programme for International Student Assessment (PISA) telah melakukan assesment pada tingkat sekolah menengah (usia 15 tahun) pemahaman membaca peserta didik Indonesia (selain matematika dan sains). PISA 2009 menunjukkan peserta didik Indonesia berada pada peringkat ke-57 dengan skor 396 (skor rata-rata OECD 493), sedangkan PISA 2012 menunjukkan peserta didik Indonesia berada pada peringkat ke-64 dengan skor 396 (skor rata-rata OECD 496) (OECD, 2013). Sebanyak 65 negara berpartisipasi dalam PISA 2009 dan 2012.
Dari kedua hasil ini dapat dikatakan bahwa
praktik pendidikan yang dilaksanakan di sekolah belum memperlihatkan fungsi
sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang berupaya menjadikan semua warganya
menjadi terampil membaca untuk mendukung mereka sebagai pembelajar sepanjang
hayat.
Berdasarkan hal tersebut, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan mengembangkan gerakan literasi yang melibatkan semua
pemangku kepentingan di bidang pendidikan, mulai dari tingkat pusat, provinsi,
kabupaten/kota, hingga satuan pendidikan. Selain itu, pelibatan unsur eksternal
dan unsur publik, yakni orang tua peserta didik, alumni, masyarakat, dunia
usaha dan industri juga menjadi komponen penting dalam literasi.
Pemerintah
Kabupaten Sumba Timur melalui Bappeda
dan Dinas Pendidikan telah membuat sebuah Grand Desain pelaksanaan literasi yang
akan dilaksanankan secara kontinou dan komprehensif. Pelaksanaan Literasi yang
telah memasuki tahun ke dua melalui Komunitas KKG di masing masing kecamatan
yang dititikberatkan pada kelas awal.
Sehubungan dengan
implementasi kegiatan tersebut maka dilakukan Workshop guna mengembangkan
secara mandiri kerangka dan modul monitoring evaluasi untuk program rintisan
scale out literasi yang menggunakan dana APBD Kabupaten Sumba Timur. kegiatan ini
dibuka dengan resmi oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sumba Timur yang
diwakili Sekretaris Dinas yang dilanjutkan dengan pemaparan Rencana Strategis
(Renstra) Dinas Pendidikan Kabupaten Sumba Timur 2016 - 2021.
Semoga Program
Literasi akan terus berinovasi di Sumba Timur tercinta guna menciptakan sumber
daya manusia yang berkualitas, produktif dan berdaya saing, berkarakter, serta
nasionalis.
Salam Literasi !!!
Penulis adalah Fasilitator Daerah Program Literasi.
No comments:
Post a Comment