Selamat Datang Di Blog Anak Pantai Walakiri - Situs Berita Terpercaya dan Akurat - Walakiri - Nusa Tenggara Timur sandelNews: 2016

Wednesday, 21 December 2016

Batas Waktu Sinkronisasi Aplikasi Dapodik

Ingat! Batas Waktu Sinkronisasi Aplikasi Dapodik 2016c Semester Ganjil 2016-2017
Yth. Bapak/Ibu
Kepala SD, SMP, SMA, SMK, dan SLB
Operator Dapodik SD, SMP, SMA, SMK, dan SLB
di seluruh Indonesia
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Menindaklanjuti persiapan pemasangan infrastruktur server dan upgrade database Dapodik, Tim Dapodikdasmen akan melakukan pemeliharaan (maintenance) server dan perbaikan/penyesuaian aplikasi Dapodik. Terkait hal tersebut, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pihak  sekolah yaitu:
Sinkronisasi Aplikasi Dapodik versi 2016c dilakukan pada tanggal 20 s.d. 31 Desember  2016
Operator Sekolah yang masih menggunakan aplikasi Dapodik 2016b agar segera melakukan pembaruan aplikasi Dapodik ke versi Dapodik 2016c. Mengingat periode semester ganjil tahun 2016-2017 akan berakhir pada tanggal 31 Desember 2016, kami berharap Operator Sekolah melakukan sinkronisasi sebelum tanggal 31 Desember 2016 pukul 23.59 WIB.
Informasi batas pengiriman data agar disampaikan kepada Operator Sekolah lain mengingat aplikasi terbaru tanpa rilis aplikasi “Updater” dan langsung menggunakan aplikasi “Installer” Dapodik 2017 Ditjen Dikdasmen.
Pemeliharaan Server pada tanggal 1 s.d. 15 Januari 2017
Pada tanggal tersebut, server Dapodikdasmen akan down dan dilakukan pemasangan server Baru dan upgrade database Dapodik Ditjen Dikdasmen. Sekolah TIDAK DIIZINKAN melakukan sinkronisasi.
Uji Coba Aplikasi Dapodik 2017 tanggal 16 s.d. 28 Januari 2017
Pengujian aplikasi secara terbatas ini dilakukan untuk memastikan Aplikasi Dapodik 2017 layak digunakan oleh Operator Sekolah, baik dari proses entri, pengiriman data, hingga manajemen Dapodik di server pusat.
Rilis Aplikasi Tanggal 29 Januari 2017
Setelah dilakukan uji coba, diharapkan aplikasi bisa rilis sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan.
Demikian informasi kami sampaikan. Atas perhatian dan kerja sama Bapak/Ibu Operator Sekolah, kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Read More.. »»

Jokowi Tetap Berlakukan Ujian Nasional, Mendikbud Pasrah

Presiden Joko Widodo atau Jokowi memutuskan tetap melaksanakan ujian nasional 2017. Keputusan ini diambil setelah dibicarakan dalam rapat terbatas.

Pembahasan ujian nasional ini muncul setelah adanya usulan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy untuk melalukan moratorium ujian nasional. Isu ini kemudian menjadi perbincangan nasional dan terus menjadi pembahasan.

Setelah keputusan ini, Muhadjir pasrah. Ia menolak untuk berbicara lebih jauh terkait teknis pelaksanaan ujian nasional2017 nanti.

"Tanyakan ke Seskab. Tadi sudah dijelaskan Seskab," kata Muhadjir di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (19/12/2016).

Pelaksanaan ujian nasional 2017 memang akan dilengkapi dengan berbagai penyempurnaan. Salah satunya peningkatan kualitas guru. Muhadjir mengatakan, keterlibatan guru dalam pembuatan soal ujian nasional tetap akan dilakukan.

"Tinggal kelanjutannya saja. Nanti akan ada workshop-workshop, termasuk melibatkan guru membuat soal dengan gunakan standar nasional di bawah kendali BNSP (badan nasional sertifikasi kompetensi) dan bimbingan LPMP (lembaga penjaminan mutu pendidikan) dari Kemendikbud. Untuk konten nanti diarahkan oleh P4TK (Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan)," ujar Muhadjir.

Keputusan ini terbilang cukup mepet dengan pelaksanaan ujian nasional yang mulai dilaksanakan pada April 2017. Hal ini tentu berkaitan dengan tender pengadaan soal ujian nasional. Muhadjir pun yakin tender bisa tetap berjalan dan memenuhi target.

"Insya Allah," kata Muhadjir.

Di kutip dari : Berbagai Sumber

Read More.. »»

Thursday, 8 December 2016

Persyaratan Pengajuan NUPTK 2016


 Menindaklanjuti Surat Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Nomor : 14652/B.B2/PR/2015, tentang Pengajuan NUPTK baru bagi Guru dan Tenaga Kependidikan. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan menginformasikan mekanisme dan prosedur pengajuan NUPTK Baru tahun 2016, dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Memiliki Ijazah S1/D4 dari LPTK/PTN yang memiliki Program Studi terakreditasi atau LPTK/PTS yang terakreditasi Kopertis setempat bagi Guru dan Tenaga Kependidikan yang diangkat setelah Januari 2006.
2. Guru dan Tenaga Kependidikan yang aktif dalam DAPODIK Dikdasmen dan Paud-Dikmas dengan ketentuan :
A. Belum memiliki NUPTK setelah melalui proses verval GTK oleh PDSPK
B. Kandidat guru dan tenaga kependidikan penerima NUPTK melengkapi persyaratan dengan memindai (meng-upload) Dokumen Persyaratan melalui aplikasi verval GTK (vervalptk.data.kemdikbud.go.id):
a. Guru dan Tenaga Pendidik PNS : 
- Scan Asli KTP
- Scan Asli SK CPNS, PNS dan Surat Penugasan Dinas
- Scan Asli Ijazah SD
- Scan Asli Ijazah SMP 
- Scan Asli Ijazah SMA
- Scan Asli Ijazah S1/D4

b. Guru dan Tenaga Pendidik Bukan PNS di Sekolah Negeri :
- Scan Asli KTP
- Scan Asli SK Pengangkatan dari Bupati/Walikota/Gubernur
- Scan Asli Ijazah SD
- Scan Asli Ijazah SMP 
- Scan Asli Ijazah SMA
- Scan Asli Ijazah S1/D4
c. Guru dan Tenaga Pendidik Bukan PNS di Sekolah Swasta :
- Scan Asli KTP
- Scan Asli SK Pengangkatan GTY selama 2 Tahun berturut-turut secara terus menerus sampai bulan Januari 2016 
- Scan Asli Ijazah SD
- Scan Asli Ijazah SMP 
- Scan Asli Ijazah SMA
- Scan Asli Ijazah S1/D4
3. Dokumen dan berkas dikirim dikirim ke Bidang Data dan Informasi :
- Surat Pengantar dari UPTD
- Surat Pengantar dari Kepala Sekolah
- Fotocopy KTP
- Fotocopy SK Pengangkatan dari Bupati/Walikota/Yayasan
- Fotocopy Ijazah SD
- Fotocopy Ijazah SMP 
- Fotocopy Ijazah SMA
- Fotocopy Ijazah S1/D4
- Daftar Keadaan, kebutuhan, kekurangan dan kelebihan guru (Daftar 1 atau Format F1 dan F3)
- Rekap Pengajuan NUPTK (format terlampir)
- Print Screen Calon Penerima NUPTK dari vervalptk.data.kemdikbud.go.id


4. Batas waktu pendataan pengajuan NUPTK baru sampai dengan 10 Desember 2016.
Demikian pemberitahuan kami sampaikan untuk ditindaklanjuti.




Read More.. »»

Sunday, 30 October 2016

MENTERI PERHUBUNGAN KUNJUNGI LABUAN BAJO

LABUAN BAJO SEBAGA RISING STAR

Bandara Internasional Komodo
Jakarta - Pemerintah ingin menjadikan Labuan Bajo sebagai destinasi wisata. Dalam tujuan tersebut, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi akan memaksimalkan bandara dan pelabuhan yang ada.
"Saya ingin sampaikan, pemerintah berpikir dan menetapkan bahwasanya pariwisata jadi unggulan devisa nasional. Labuan Bajo ialah rising star, adalah satu tujuan wisata yang punya potensi bagus," kata Menhub Budi di Bandara Komodo, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (29/10/2016).
Ia menambahkan, potensi wisata itu sudah didukung dengan kondisi masyarakat yang ramah dan tempat yang menjanjikan. Karena memiliki ikon yaitu Pulau Komodo.
"Pertama kali, pertamanya pasti infrastruktur, yaitu bandara dan pelabuhan. Bandara, saya pikir kita akan maksimalkan. Labuan Bajo akan jadi destinasi wisata. (Karena) jadi destinasi wisata, kalau bisa (beroperasi) 24 jam. Cuma memang listriknya kan belum ada jaminan. Belum bagus. Jadi harus pakai genset," ujar Budi.
Satu langkah sudah dilakukan, Menhub Budi sudah sudah menghubungi pihak otoritas bandara agar pesawat Garuda Indonesia dapat diinapkan di Bandara Komodo.
"Kita sudah putuskan beberapa pesawat Garuda sudah kita inapkan di sini. Kalau kita inapkan, berarti ada dua alasan. Satu, di sini ada banyak orang pintar Garuda, teknisi. Kedua, orang bisa mulai (terbang) pagi di sini ke tempat lain. Jadi ke Jakarta orang bisa mulai pagi," ujarnya.
Sebagai bandara internasional, menurutnya terlalu sayang bila hanya diisi oleh pesawat kecil. Karena Bandara Komodo sebenarnya sudah memiliki panjang landasan yang cukup memadai.
"Menjadi belum produktif karena ada obstacle (rintangan, red). Tahun depan akan kita cut. Karena dengan panjang 2250 meter, (pesawat jenis) 737 sudah bisa mendarat," tuturnya.
Budi melanjutkan, bandara ini sudah bisa menjalani penerbangan malam setelah ia mencobanya sendiri dengan pesawat King Air B-200-GT. Penerbangan malam memang diperlukan jika dalam sehari sebuah bandara dapat melayani 30 penerbangan.
Mengenai pengelolaan, saat ini ada 2 versi. Versi pertama ialah dengan dikelola oleh PT Angkasa Pura I. Sementara versi kedua ialah melibatkan pihak asing dalam pengelolaannya.
"Kalaupun memang asing, AP akan sebagai host dengan saham 51 persen, yang 49 persen baru asing. Tapi manajemen, kalau asing itu memberikan emosi yang lain, memberi impresi yang lain," kata Budi.
"Jadi ada alternatif destinasi selain Bali. Dengan satu standar yang baik dan katakanlah pengelola itu dari Australia, jadi orang Australia bisa bawa komunitasnya ke sini. Jadi orang Australia tidak hanya ke Bali, tapi juga ke sini. Jadi potensi di sini besar," tambahnya.
Pemerintah juga berencana menjadikan Pelabuhan Labuan Bajo menjadi standar internasional. Tapi untuk menuju itu, Kemenhub akan lebih dulu melakukan kajian.
"Saya dalam rangka, memastikan memulai satu studi soal itu. Karena kita tidak ingin satu fasilitas yang hasilnya useless. Jadi kita riset keinginannya berapa. Kalau keinginannya kuat, di sini mengapa tidak. Karena ini the future destination of Indonesia," 


di kutip dari berbagai sumber.

Read More.. »»

Tuesday, 27 September 2016

REFLEKSI PEMBELAJARAN


REFLEKSI SISWA TERHADAP GURU
Seorang mahasiswa dengan muka sedih bercerita kepada kawannya, dia tidak dapat melakukan sidang proposal seperti yang telah dijadwalkan. Masalahnya karena yang bersangkutan terlambat menyerahkan naskah proposalnya. Naskah tersebut baru pagi hari sebelum jam sidang diserahkan. Padahal seharusnya, naskah proposal harus sudah diterima dosen paling lambat 3 (tiga) hari sebelum hari sidang. Kemudian datang mahasiswa yang lain ikut bergabung dan bercerita, bahwa sidang proposal skripsinya dengan tiba-tiba di hari yang telah dijadwalkan ditunda dengan waktu yang akan ditentukan kemudian, karena dosen tidak dapat hadir dengan pemberitahuan yang mendadak, sehingga sidang tidak dapat dilangsungkan karena tidak memenuhi qorum dan tidak sah. Padahal sebetulnya jadwal itu adalah penugasan dari fakultas kepada dosen yang bersangkutan.
Berdasar contoh kedua peristiwa tersebut, dapat ditinjau dari dua sisi yaitu dari sisi pendidik dan dari sisi peserta didik. Dalam kejadian yang pertama, dari sudut pandang pendidik memang tepat kalau mahasiswa tersebut diberi pelajaran atas ketidak-disiplinan serta ketidak-patuhan terhadap aturan. Selanjutnya dalam peristiwa yang kedua, dilihat dari sudut pandang peserta didik harus ikhlas menerima putusan yang tidak adil tersebut. Mengapa dikatakan tidak adil, karena mahasiswa tersebut telah melaksanakan aturan dengan benar, sementara itu  pendidik dengan berbagai alasan dapat menyatakan tidak hadir dengan mendadak, sehingga sidang harus ditunda. Mahasiswa merasa sebagai pelengkap penderita.
Kedua peristiwa tersebut dapat dimaknai bahwa, peserta didik dapat dinilai oleh pendidik sebagai tidak disiplin dan dapat dijatuhi sanksi. Sementara itu pendidik tidak dapat dinilai oleh peserta didik ketika dengan tiba-tiba tidak hadiran, namun peserta didik tidak dapat memberikan sanksi atau pun kritikan kepada pendidiknya. Apakah itu suatu tindakan yang konsisten dan konsekuen serta patut ditiru?. Apakah hal tersebut boleh terjadi dalam proses belajar mengajar untuk mendidik anak bangsa ini?.
Menurut Ki Hadjar Dewantara dalam filosofinya yang terkenal ING NGARSO SUNG TOLODO, ING MADYO MANGUN KARSO, TUT WURI HANDAYANI (Di depan memberi teladan, di tengah memberi bimbingan, di belakang memberi dorongan). Sungguh sebuah filosofi yang sarat makna akan arti sebuah pendidikan. Filosofi tersebut mengajarkan arti peran pendidik, ketika didepan harus memberi contoh atau teladan dalam tindakan, ketika ditengah para peseta didik dapat memberi ide-ide serta menciptakan prakarsa, dan yang lebih penting dapat memberi dorongan kepada murid-muridnya dari belakang. Pendidik harus mampu menjadi teladan, pelayanan, pengayoman dan inspirator bagi peserta didik.
Untuk dapat menerapkan filosofi tersebut khususnya pendidik sebagai pelayan, maka perlu tindakan yang dapat memuaskan peserta didik, yaitu berupa kegiatan dimana kedua belah pihak yang terlibat dalam proses belajar mengajar diberikan ruang untuk saling menilai. Kalau penilaian dari pendidik kepada peserta didik, itu hal biasa, namun budaya untuk menilai dari peserta didik kepada pendidik, itu hal yang luar biasa dan istimewa. Padahal kegiatan itu sangat penting untuk memberikan informasi positif tentang bagaimana pendidik melakukan tugasnya sekaligus sebagai bahan observasi untuk mengetahui sejauh mana tujuan pendidikan itu tercapai. Sekaligus dalam kegiatan tersebut akan dapat diketahui tingkat kepuasan peserta didik dalam proses belajar mengajar, sehingga dapat dijadikan wahana untuk menjalin komunikasi yang baik antara pendidik dengan peserta didik.   Inilah  refleksi dalam pendidikan.
Refleksi sebagai suatu kegiatan yang dilakukan dalam proses belajar mengajar pada prinsipnya merupakan kegiatan untuk nilai peserta didik kepada pendidik. Penilaian tersebut dapat dilakukan secara tertulis maupun secara lisan oleh peserta didik kepada pendidiknya. Penilaian dari peserta didik dapat berisi ungkapan curahan hatinya yang berupa kesan, pesan, harapan serta kritikan yang bersifat membangun atas proses belajar mengajar yang diterimanya sejak awal hingga akhir proses tersebut. Oleh karena itu, apa pun hasil kegiatan refleksi ini seharusnya diterima dengan bijaksana dan berani memperbaiki diri ke depan jika hasilnya kurang disukai peserta didik. Manusia adalah tempatnya salah, sehingga peserta didik dan pendidik yang sama-sama manusia juga dapat berbuat salah. Dari sebab itu, maka kegiatan refleksi menjadi sangat penting, apalagi dalam perkembangan jaman saat ini yang penuh dengan tantangan menghadapi pengaruh globalisasi yang membawa pada perubahan sikap peserta didik maupun pendidik dalam memaknai proses belajar mengajar yang ideal.
Dalam kegiatan refleksi akan didapatkan pendidik yang ideal, yaitu pendidik yang altruis, demokratis, memberikan pelayanan yang menyenangkan dan berkualitas, professional dan tidak kebal akan kritik membangun. Dengan demikian tidak dapat disanggah, bahwa refleksi dalam pendidikan itu sangat penting, tetapi memang lebih penting lagi melakukannya.


Read More.. »»

Sunday, 21 August 2016

MANFAAT WEB SEKOLAH

MEMBUAT WEBSITE SEKOLAH ADALAH KEBUTUHAN
sandleNews.net - SMP ‘Anak Negeri “di Tangerang Selatan,   sudah mempunyai website sekolah.  Gagasan untuk membuat  website sekolah ini berawal ketika  dalam rapat guru  muncul pembahasan tentang mencari  cara agar sekolah  SMP ‘Anak Negeri”  dikenal  oleh masyarakat luas.  Melihat perkembangan jumlah warga masyarakat yang mengakses internet  melalui laptop atau handphone,  maka sekolah memutuskan untuk membuat website sekolah.
Kepala Sekolah melihat manfaat website ini untuk berbagai kepentingan sekolah.  Dengan  memasang (mengunggah/upload) berbagai foto kegiatan sekolah,  orangtua menjadi lebih perhatian dan berpartisipasi dalam kegiatan sekolah.  Tahun lalu jumlah anak yang didaftarkan orangtua untuk menjadi siswa baru mengalami kenaikan menjadi hampir dua kali dari pendaftaran tahun sebelumnya.  Kepala sekolah juga memperhatikan sebagian besar siswa mempunyai tablet atau laptop, bagi siswa yang tidak punya,  sekolah menyediakan sarana prasarana untuk mengakses internet di sekolah.

Melihat manfaat website sekolah ini kepala sekolah merencanakan untuk menggunakan website sekolah bukan hanya untuk promosi tetapi juga untuk pembelajaran.  Dalam rapat sekolah, kepala sekolah minta kepada guru untuk memberi tugas mingguan kepada siswa, dan  pemberian tugas tersebut supaya dilakukan bukan dalam pertemuan di kelas, tetapi diunggah (diupload) dalam menu pada website sekolah.  Siswa dapat mengunduh (download) tugas melalui internet dari website sekolah, mengerjakan tugas  dan mengupload hasil pekerjaan melalui internet ke website sekolah untuk dinilai oleh guru. Guru juga dapat minta siswa untuk mengakses informasi dari berbagai sumber ketika mengerjakan tugas.

Read More.. »»

Saturday, 20 August 2016

KURIKULUM 2013

METODE PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013


a.      Pendekatan Saintifik
Ada lima kegiatan utama di dalam proses pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik, yaitu:
1.      Mengamati
Mengamati dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan mencari informasi, melihat, mendengar, membaca, dan atau menyimak.
2.      Menanya
Menanya untuk membangun pengetahuan peserta didik secara faktual, konseptual, dan prosedural, hingga berpikir metakognitif, dapat dilakukan melalui kegiatan diskusi, kerja kelompok, dan diskusi kelas.
3.      Mencoba
Mengeksplor/mengumpulkan informasi, atau mencoba untuk meningkatkan keingintahuan peserta didik dalam mengembangkan kreatifitas, dapat dilakukan melalui membaca, mengamati aktivitas, kejadian atau objek tertentu, memperoleh informasi, mengolah data, dan menyajikan hasilnya dalam bentuk tulisan, lisan, atau gambar.
4.      Mengasosiasi 
Mengasosiasi dapat dilakukan melalui kegiatan menganalisis data, mengelompokan, membuat kategori, menyimpulkan, dan memprediksi/mengestimasi.
5.      Mengkomunikasikan
Mengomunikasikan adalah sarana untuk menyampaikan hasil konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, gambar/sketsa, diagram, atau grafik, dapat dilakukan melalui presentasi,  membuat laporan, dan/ atau unjuk kerja.

b.      Model Pembelajaran
Pengertian model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.Model pembelajaran merupakan bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Ada banyak model pembelajaran dan beberapa yang disarankan di dalam kurikulum 2013 diantaranya adalah:
a)      Inquiry Based Learning
IBL adalah suatu cara untuk mempertanyakan, mencari pengetahuan (informasi), atau mempelajari suatu gejala. Berikut adalah langkah-langkah pembelajaran inquiry learning:
1.      Observasi/Mengamati;
2.      Mengajukan pertanyaan;
3.      Mengajukan dugaan atau kemungkinan jawaban/ mengasosiasi atau melakukan penalaran;
4.      Mengumpulkan data yang terakait dengan dugaan atau pertanyaan yang diajukan/memprediksi dugaan;
5.      Merumuskan kesimpulan-kesimpulan berdasarkan data yang telah diolah atau dianalisis, mempresentasikan atau menyajikan hasil temuannya.
b)      Discovery Based Learning
Discovery Learning adalah didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan mengorganisasi sendiri. Berikut adalah langkah-langkah pembelajaran discovery learning:
1.      Stimulation (memberi stimulus); bacaan, atau gambar, atau situasi, sesuai dengan materi pembelajaran/topik/tema.
2.      Problem Statement (mengidentifikasi masalah); menemukan permasalahan menanya, mencari informasi, dan merumuskan masalah.
3.      Data Collecting (mengumpulkan data); mencari dan mengumpulkan data/informasi, melatih ketelitian, akurasi, dan kejujuran, mencari atau merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah
4.      Data Processing (mengolah data); mencoba dan mengeksplorasi pengetahuan konseptualnya,  melatih keterampilan berfikir logis dan aplikatif.
5.      Verification (memferifikasi); mengecek kebenaran atau keabsahan hasil pengolahan data, mencari sumber yang relevan baik dari buku atau media, mengasosiasikannya menjadi suatu kesimpulan.
6.      Generalization (menyimpulkan); melatih pengetahuan metakognisi peserta didik.
c)      Project Based Learning
Pembelajaran berbasis proyek telah dikaitkan dengan “situated learning” dari perspektif James G. Greeno (2006) dan pada teori konstruktivis Jean Piaget. Sebuah deskripsi yang lebih tepat dari proses PjBL yang diberikan oleh Blumenfeld et al. mengatakan bahwa, “Pelajaran berbasis proyek adalah perspektif yang komprehensif berfokus pada pengajaran dengan melibatkan siswa dalam penyelidikan.
PjBL (project-based learning) adalah model pembelajaran yang mengorganisir pembelajaran disekitar proyek.Proyek adalah tugas yang kompleks, berdasarkan pertanyaan menantang atau masalah, yang melibatkan siswa dalam desain, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, atau kegiatan investigasi; memberikan siswa kesempatan untuk bekerja relatif otonom selama jangka waktu yang diperpanjang; dan berujung pada produk yang realistis atau presentasi.
Di dalam pembelajaran berbasis proyek, siswa menjadi terdorong lebih aktif di dalam belajar mereka.Produk yang dibuat siswa selama proyek memberikan hasil yang secara otentik dapat diukur oleh guru atau instruktur di dalam pembelajarannya.Oleh karena itu, di dalam Pembelajaran Berbasis Proyek, guru atau instruktur menjadi pendamping, fasilitator, dan dituntut untuk memahami pikiran siswa.
Ketika siswa bekerja di dalam tim, mereka menemukan keterampilan merencanakan, mengorganisasi, negosiasi, dan membuat konsensus tentang isu-isu tugas yang akan dikerjakan, siapa yang bertanggungjawab untuk setiap tugas, dan bagaimana informasi akan dikumpulkan dan disajikan. Keterampilan-keterampilan yang telah diidentifikasi oleh siswa ini merupakan keterampilan yang amat penting untuk keberhasilan hidupnya, dan sebagai tenaga kerja merupakan keterampilan yang amat penting di tempat kerja.Karena hakikat kerja proyek adalah kolaboratif, maka pengembangan keterampilan tersebut berlangsung di antara siswa. Di dalam kerja kelompok suatu proyek, kekuatan individu dan cara belajar yang diacu memperkuat kerja tim sebagai suatu keseluruhan.
Tahapan Project Based Learning
1.      Menentukan pertanyaan dasar (Essential question); Model pembelajaran berbasis proyek selalu dimulai dengan menemukan apa sebenarnya pertanyaan mendasar, yang nantinya akan menjadi dasar untuk memberikan tugas proyek bagi siswa (melakukan aktivitas). Tentu saja topik yang dipakai harus pula berhubungan dengan dunia nyata.
2.      Membuat desain proyek (Designing Project Plan); Selanjutnya dengan dibantu guru, kelompok-kelompok siswa akan merancang aktivitas yang akan dilakukan pada proyek mereka masing-masing. Semakin besar keterlibatan dan ide-ide siswa (kelompok siswa) yang digunakan dalam proyek itu, akan semakin besar pula rasa memiliki mereka terhadap proyek tersebut.
3.      Menyusun penjadwalan (Creating Schedule);Selanjutnya, guru dan siswa menentukan batasan waktu yang diberikan dalam penyelesaian tugas (aktivitas) proyek mereka.
4.      Memonitor kemajuan proyek (Monitor the progress); Dalam berjalannya waktu, siswa melaksanakan seluruh aktivitas mulai dari persiapan pelaksanaan proyek mereka hingga melaporkannya sementara guru memonitor dan memantau perkembangan proyek kelompok-kelompok siswa dan memberikan pembimbingan yang dibutuhkan.
5.      Penilaian hasil (Assess the outcome); Pada tahap berikutnya, setelah siswa melaporkan hasil proyek yang mereka lakukan, guru menilai pencapaian yang siswa peroleh baik dari segi pengetahuan (knowledge) terkait konsep yang relevan dengan topik, hingga keterampilan dan sikap yang mengiringinya.
6.      Evaluasi pengalaman (Evaluate the experiment). Terakhir, guru kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk merefleksi semua kegiatan (aktivitas) dalam pembelajaran berbasis proyek yang telah mereka lakukan agar di lain kesempatan pembelajaran dan aktivitas penyelesaian proyek menjadi lebih baik lagi.
Kriteria Project Based Learning:
1.      Sentralitas (centrality),belajar konsep-konsep inti suatu disiplin ilmu melalui proyek. Proyek dalam Pembelajaran Berbasis Proyek adalah terfokus pada pertanyaan atau masalah, yang mendorong siswa menjalani dengan kerja keras konsep-konsep dan prinsip-prinsip inti atau pokok dari disiplin. Kriteria ini sangat halus dan agak susah diraba. Definisi proyek (bagi siswa) harus dibuat sedemikian rupa agar terjalin hubungan antara aktivitas dan pengetahuan konseptual yang melatarinya yang diharapkan dapat berkembang menjadi lebih luas dan mendalam.
2.      Pertanyaan mengemudi (driving question), Biasanya dilakukan dengan pengajuan pertanyaan-pertanyaan atau ill-defined problem. Proyek dalam Pembelajaran Berbasis Proyek mungkin dibangun di sekitar unit tematik, atau gabungan (intersection) topik-topik dari dua atau lebih disiplin, tetapi itu belum sepenuhnya dapat dikatakan sebuah proyek. Pertanyaan-pertanyaan yang mengejar siswa, sepadan dengan aktivitas, produk, dan unjuk kerja yang mengisi waktu mereka, harus digubah (orchestrated) dalam tugas yang bertujuan intelektual.
3.      Investigasi konstruktif (constructive investigations), Proyek melibatkan siswa dalam investigasi konstruktif. Investigasi mungkin berupa proses desain, pengambilan keputusan, penemuan masalah, pemecahan masalah, discovery, atau proses pembangunan model. Akan tetapi, agar dapat disebut proyek yang memenuhi kriteria Pembelajaran Berbasis Proyek, aktivitas inti dari proyek itu harus meliputi transformasi dan konstruksi pengetahuan (dengan pengertian: pemahaman baru, atau keterampilan baru) pada pihak siswa. Jika pusat atau inti kegiatan proyek tidak menyajikan “tingkat kesulitan” bagi anak, atau dapat dilakukan dengan penerapan informasi atau keterampilan yang siap dipelajari, proyek yang dimaksud adalah tak lebih dari sebuah latihan, dan bukan proyek Pembelajaran Berbasis Proyek yang dimaksud.
4.      Otonomi (autonomy); Berbasis Proyek lebih mengutamakan otonomi, pilihan, waktu kerja yang tidak bersifat rigid, dan tanggung jawab siswa daripada proyek tradisional dan pembelajaran tradisional.
5.      Realism;Proyek adalah realistik. Karakteristik proyek memberikan keontentikan pada siswa. Karakteristik ini boleh jadi meliputi topik, tugas, peranan yang dimainkan siswa, konteks dimana kerja proyek dilakukan, kolaborator yang bekerja dengan siswa dalam proyek, produk yang dihasilkan, audien bagi produk-produk proyek, atau kriteria di mana produk-produk atau unjuk kerja dinilai. Pembelajaran Berbasis Proyek melibatkan tantangan-tantangan kehidupan nyata, berfokus pada pertanyaan atau masalah otentik (bukan simulatif), dan pemecahannya berpotensi untuk diterapkan di lapangan yang sesungguhnya.
d)      Problem Based Learning   
PBL (Problem-based learning) merupakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa dimana siswa secara aktif belajar melalui pemecahan masalah.Yang menjadi esensi dari PBL adalah siswa dituntut belajar mengenai strategi berfikir sekaligus belajar materi pelajaran, melalui pemecahan masalah yang sesuai dengan permasalah kehidupan nyata. Permasalahan dunia nyata (real world) inilah yang membuat PBL menjadi menarik dan membuat tingginya tingkat minat siswa[15]. Sifatmetode inimerangsangrasa ingin tahu danmendorongketerlibatan.Namun, Alasan utamaPBLefektifadalah karena membuat siswamenggunakan kemampuan berpikir tingkat tinggi.Tidak sepertihanyamemecahkan teka-tekiyang ditawarkanoleh guru, menemukan jawabanuntukmasalah di dunia nyatamemilikifactortambahan yangmemuaskandalam artibahwasiswamembuatkontribusi.
Barrow mendefiniskan model pembelajaran PBL sebagai berikut:
1.      Pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered learning);
2.      Pembelajaran dilakukan dalam kelompok kecil, idealnya 6-10 orang;
3.      Guru bertindak sebagai fasilitator atau tutor yang membimbing siswa;
4.      Permasalah merangsang pembelajaran berdasarkan fokus yang dibangun dan ditentukan oleh kelompok;
5.      Permasalahan adalah kendaraan untuk pengembangan keterampilan pemecahan masalah yang merangsang proses kognitif;
6.      Pengetahuan baru diperoleh melalui diri pribadi siswa (self directed learning).
Tahapan Problem Based Learning
Tahap 1: Penyampaian Ide (Ideas)
Pada tahap ini dilakukan secara curah pendapat (brainstorming). Siswa merekam semua daftar masalah (gagasan, ide) yang akan dipecahkan. Mereka kemudian diajak untuk melakukan penelaahan terhadap ide-ide yang dikemukakan atau mengkaji pentingnya relevansi ide berkenaan dengan masalah yang akan dipecahkan (masalah aktual, atau masalah yang relevan dengan kurikulum), dan menentukan validitas masalah untuk melakukan proses kerja melalui masalah.
Tahap 2: Penyajian Fakta yang Diketahui (Known Facts)
Pada tahap ini, mereka diajak mendata sejumlah fakta pendukung sesuai dengan masalah yang telah diajukan.Tahap ini membantu mengklarifikasi kesulitan yang diangkat dalam masalah.Tahap ini mungkin juga mencakup pengetahuan yang telah dimiliki oleh mereka berkenaan dengan isu-isu khusus.
Tahap 3: Mempelajari Masalah (Learning Issues)
Siswa diajak menjawab pertanyaan tentang, “Apa yang perlu kita ketahui untuk memecahkan masalah yang kita hadapi?”.Setelah melakukan diskusi dan konsultasi, mereka melakukan penelaahan atau penelitian dan mengumpulkan informasi.Siswa melihat kembali ide-ide awal untuk menentukan mana yang masih dapat dipakai.Seringkali, pada saat para siswa menyampaikan masalah-masalah, mereka menemukan cara-cara baru untuk memecahkan masalah. Dengan demikian, hal ini dapat menjadi sebuah proses atau tindakan untuk mengeliminasi ide-ide yang tidak dapat dipecahkan atau sebaliknya ide-ide yang dapat dipakai untuk memecahkan masalah.
Tahap 4: Menyusun Rencana Tindakan (Action Plan)
Pada tahap ini, siswa diajak mengembangkan sebuah rencana tindakan yang didasarkan atas hasil temuan mereka. Rencana tindakan ini berupa sesuatu (rencana) apa yang mereka akan lakukan atau berupa suatu rekomendasi saran-saran untuk memecahkan masalah.
Tahap 5: Evaluasi
Tahap evaluasi ini terdiri atas tiga hal: 1) bagaimana siswa dan evaluator menilai produk (hasil akhir)   proses, 2) bagaimana mereka menerapkan tahapan proses belajar mengajar untuk bekerja melalui masalah, dan 3) bagaimana siswa akan menyampaikan pengetahuan hasil pemecahakan masalah atau sebagai bentuk pertanggung jawaban mereka belajar menyampaikan hasil-hasil penilaian atau respon-respon mereka dalam berbagai bentuk yang beragam, misalnya secara lisan atau verbal, laporan tertulis, atau sebagai suatu bentuk penyajian formal lainnya. Evaluator menilai penguasaan bahan-bahan kajian pada tahap tersebut melalui siswa.
Karakteristik Problem Based Learning
1.      Autentik, yaitu masalah harus lebih berakar pada kehidupan dunia nyata siswa dari pada berakar pada prinsip-prinsip disiplin ilmu tertentu;
2.      Jelas, yaitu masalah dirumuskan dengan jelas, dalam arti tidak menimbulkan masalah baru bagi siswa yang pada akhirnya akan menyulitkan penyelesaian siswa itu sendiri;
3.      Mudah dipahami, yaitu masalah yang diberikan hendaknya mudah dipahami siswa. Selain itu masalah disusun dan dibuat sesuai dengan tingkat perkembangan siswa;
4.      Luas dan sesuai dengan tujuan pembelajaran, yaitu masalah yang disusun dan dirumuskan hendaknya bersifat luas, artinya masalah tersebut mencakup seluruh materi pelajaran yang akan diajarkan sesuai dengan waktu, ruang dan sumber yang tersedia.  Selain itu, masalah yang telah disusun tersebut harus didasarkan pada tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan;

Bermanfaat, yaitu masalah yang telah disusun dan dirumuskan haruslah bermanfaat, baik siswa sebagai pemecah masalah maupun guru sebagai pembuat masalah. Masalah yang bermanfaat adalah masalah yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir memecahkan masalah siswa, serta membangkitkan motivasi belajar siswa.

Read More.. »»

Berbagai Macam Metode Pembelajaran

METODE PEMBELAJARAN

Sebelum memahami Metode Pembelajaran secara menyeluruh, ada baiknya kita terlebih dahulu memahami pengertian dari masing-masing kata tersebut secara persial.Pertama mengenai pengertian metode dari beberapa sumber buku, yaitu sebagai berikut.Secara sederhana yang dimaksud dengan metode adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dalam kegiatan belajar mengajar metode dinperlukan oleh guru dengan penggunaan yang bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Tujuan dan materi yang baik belum tentu memberikan hasil yang baiktanpa memilih dan menggunakan metode yang sesuai dengan tujuan dan materi pelajaran.

Menurut (Hamalik, 2008, p. 26)
metode adalah cara yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran dalam upaya mencapai tujuan kurikulum. Suatu metode mengandung pengertian terlaksananya kegiatan guru dan kegiatan siswa dalam proses pembelajaran. Metode dilaksanakan melalui prosedur tertentu.
Menurut (Majid, 2008)
metode adalah proses belajar mengajar yang dilakukan dengan cara interaksi antara guru dengan peserta didik dalam suatu pengajaran untuk mewujudkan tujuan yang ditetapkan.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa metode adalah cara yang digunakan guru dalam menyampaikan materi pelajaran untuk peserta didik, sehingga dapat tercapainya suatu tujuan kurikulum yang diharapkan.

Metode pembelajaran harus dikuasai oleh seorang guru sehingga materi dapat tersampaikan kepada peserta didik dengan baik, metode pembelajaran ini juga disesuiakan dengan materi-materi yang akan disampaikan.

Selain itu, ada pula beberapa pengertian mengenai pembelajaran, yaitu sebagai berikut.
Menurut  (Hamalik, 2008)
pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.
Menurut (Majid, 2008)
pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan oleh para guru dalam membimbing, membantu, dan mengarahkan peserta didik untuk memiliki pengalaman belajar.

Dari pengertian pembelajaran menurut beberapa sumber yang telah dijelaskan di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses dimana terjadinya interaksi antara komponen-komponen atau unsur-unsur sistem pembelajaran agar dalam pelaksanaannya dapat tercapai hasil yang diharapkan.

Setelah memahmi berbagai pengertian dari metode dan pembelajaran, maka dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran merupakan suatu proses atau cara yang dilakukan oleh seorang guru atau pendidik dengan segala kemampuan yang dimilikinya untuk dapat mengubah psikis dan pola piker anak didiknya dari yang tidak tahu menjadi tahu serta mampu mendewasakan anak didiknya, salah satunya dengan mengajar di kelas atau performance seorang guru untuk dapat menguasai keadaan kelas sehingga dapat terciptanya suasana belajar yang menyenangkan dengan  menerapkan metode pembelajaran yang sesuai karakteristik peserta didiknya.

Metode Pembelajaran adalah strategi pembelajaran atau cara yang digunakan oleh guru sebagai media untuk menyampaikan materi pembelajaran sehingga dapat tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Macam – macam Metode Pembelajaran
Pada dasarnya di dalam sebuah metode pembelajaran tentu banyak macam-macam dan jenisnya, setiap jenis metode pembelajaran mempunyai kelemahan dan kelebihan masing-masing, tidak menggunakan satu macam metode saja, mengkombinasikan penggunaan beberapa metode yang sampai saat ini masih banyak digunakan dalam proses belajar mengajar.
Menurut (Sudjana, 1989)dan (Simamora R. H., 2009), terdapat macam-macam metode pembelajaran antara lain sebagai berikut :
Metode Ceramah
Metode pembelajaran ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam jumlah yang relatif besar.Seperti ditunjukkan oleh Mc Leish (1976), melalui ceramah, dapat dicapai beberapa tujuan.Dengan metode ceramah, guru dapat mendorong timbulnya inspirasi bagi pendengarnya.
Gage dan Berliner (1981:457), menyatakan metode ceramah cocok untuk digunakan dalam pembelajaran dengan ciri-ciri tertentu. Ceramah cocok untuk penyampaian bahan belajar yang berupa informasi dan jika bahan belajar tersebut sukar didapatkan.
Metode Diskusi
Metode pembelajaran diskusi adalah proses pelibatan dua orang peserta atau lebih untuk berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau saling mempertahankan pendapat dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan kesepakatan diantara mereka. Pembelajaran yang menggunakan metode diskusi merupakan pembelajaran yang bersifat interaktif (Gagne & Briggs. 1979: 251).
Menurut Mc. Keachie-Kulik dari hasil penelitiannya, dibanding metode ceramah, metode diskusi dapat meningkatkan anak dalam pemahaman konsep dan keterampilan memecahkan masalah.Tetapi dalam transformasi pengetahuan, penggunaan metode diskusi hasilnya lambat dibanding penggunaan ceramah.Sehingga metode ceramah lebih efektif untuk meningkatkan kuantitas pengetahuan anak dari pada metode diskusi.
Metode Demonstrasi
Metode pembelajaran demontrasi merupakan metode pembelajaran yang sangat efektif untuk menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti: Bagaimana cara mengaturnya? Bagaimana proses bekerjanya? Bagaimana proses mengerjakannya. Demonstrasi sebagai metode pembelajaran adalah bilamana seorang guru atau seorang demonstrator (orang luar yang sengaja diminta) atau seorang siswa memperlihatkan kepada seluruh kelas sesuatau proses. Misalnya bekerjanya suatu alat pencuci otomatis, cara membuat kue, dan sebagainya.
Metode Ceramah Plus
Metode Pembelajaran Ceramah Plus adalah metode pengajaran yang menggunakan lebih dari satu metode, yakni metode ceramah yang diinasikan dengan metode lainnya. Ada tiga macam metode ceramah plus, diantaranya yaitu:
Metode ceramah plus tanya jawab dan tugas
Metode ceramah plus diskusi dan tugas
Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL)
Metode Resitasi
Metode Pembelajaran Resitasi adalah suatu metode pengajaran dengan mengharuskan siswa membuat resume dengan kalimat sendiri.
Kelebihan Metode Resitasi adalah :
Pengetahuan yang diperoleh peserta didik dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat lebih lama.
Peserta didik memiliki peluang untuk meningkatkan keberanian, inisiatif, bertanggung jawab dan mandiri.
Kelemahan Metode Resitasi adalah :
Kadang kala peserta didik melakukan penipuan yakni peserta didik hanya meniru hasil pekerjaan orang lain tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri.
Kadang kala tugas dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan.
Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual.
Metode Eksperimental
Metode pembelajaran eksperimental adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana siswa melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang dipelajarinya. Dalam metode ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri dengan mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang obyek yang dipelajarinya.
Metode Study tour
Metode Study tour (karya wisata) adalah metode mengajar dengan mengajak peserta didik mengunjungi suatu objek guna memperluas pengetahuan dan selanjutnya peserta didik membuat laporan dan mendiskusikan serta membukukan hasil kunjungan tersebut dengan didampingi oleh pendidik.
Metode latihan keterampilan
Metode latihan keterampilan (drill method) adalah suatu metode mengajar dengan memberikan pelatihan keterampilan secara berulang kepada peserta didik, dan mengajaknya langsung ketempat latihan keterampilan untuk melihat proses tujuan, fungsi, kegunaan dan manfaat sesuatu (misal: membuat tas dari mute). Metode latihan keterampilan ini bertujuan membentuk kebiasaan atau pola yang otomatis pada peserta didik.
Metode pembelajaran beregu
Metode pembelajaran beregu adalah suatu metode mengajar dimana pendidiknya lebih dari satu orang yang masing-masing mempunyai tugas.Biasanya salah seorang pendidik ditunjuk sebagai kordinator. Cara pengujiannya,setiap pendidik membuat soal, kemudian digabung. Jika ujian lisan maka setiapsiswa yang diuji harus langsung berhadapan dengan team pendidik tersebut
Metode Peer Theaching
Metode Peer Theaching sama juga dengan mengajar sesama teman, yaitu suatu metode mengajar yang dibantu oleh temannya sendiri.
Metode problem solving
Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanyasekadar metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebabdalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulaidengan mencari data sampai pada menarik kesimpulan.
Metode problem solving merupakan metode yang merangsang berfikir danmenggunakan wawasan tanpa melihat kualitas pendapat yang disampaikan olehsiswa.Seorang guru harus pandai-pandai merangsang siswanya untuk mencobamengeluarkan pendapatnya.
Project Method
Project Method adalah metode perancangan adalah suatu metode mengajar dengan meminta peserta didik merancang suatu proyek yang akan diteliti sebagai obyek kajian.
Teileren Method
Teileren Method yaitu suatu metode mengajar dengan menggunakan sebagian-sebagian,misalnya ayat per ayat kemudian disambung lagi dengan ayat lainnya yang tentusaja berkaitan dengan masalahnya
Metode Global

Metode Global yaitu suatu metode mengajar dimana siswa disuruh membaca keseluruhan materi, kemudian siswa meresume apa yang dapat mereka serap atau ambil intisaridari materi tersebut.

Read More.. »»

Pengelolaan Pendidikan

Pengelolaan pendidikan adalah pengaturan kewenangan dalam penyelenggaraan sistem pendidikan nasional oleh Pemerintah, pemerintah provins...