Kunjungan Saat Ini
Wednesday, 2 November 2005
Friday, 28 October 2005
SEMANGAT SUMPAH PEMUDA, MENGENANG SOSOK DAAN MOGOT
PERWIRA MUDA YANG TANGGUH, GUGUR DI USIA 17 TAHUN.
Jakarta - Tampan, pintar, dan berjiwa pemimpin. 3 kata itu mungkin tepat untuk menggambarkan sosok Daan Mogot, perwira tangguh yang gugur diusia sangat muda, 17 tahun.
Daan Mogot memiliki nama asli Daniel Elias Mogot, pria
kelahiran 28 Desember 1928 ini sudah menjadi pelatih Pembela Tanah Air (PETA)
saat usianya 14 tahun. Wajahnya yang tampan dan hidungnya yang mancung sering
membuat Daan Mogot dikira memiliki darah Belanda. Namun nyatanya dia merupakan
putra Manado asli.
Daan Mogot dibesarkan di lingkungan keluarga polisi
dan tentara, ayahnya bernama Nicolas Mogot dan ibunya Emilia Inkiriwang. Dia
merupakan anak kelima dari tujuh bersaudara. Daan Mogot merupakan sepupu dari
Kolonel Alex Kaliwarang yang pada masa itu menjabat sebagai Panglima Divisi
Siliwangi dan juga sepupu dari Irjen Pol A. Gordon Mogot mantan Kapolda
Sulawesi Utara.
Saat usianya 11 tahun, Daan Mogot ikut hijrah bersama
keluarganya dari Manado ke Jakarta dan menempati rumah di Jalan Cut Mutia di
Jakarta Pusat. Ayah Daan Mogot ditugaskan menjadi Kepala Lapas Cipinang,
Jatinegara, Jakarta Timur.
Kecerdasan dan keterampilan yang dimiliki Daan Mogot
membuat jalan karier militernya berjalan mulus. Tahun 1942 dia mulai bergabung
di militer dan ketika usianya 14 tahun dia ditunjuk menjadi instruktur Pembela
Tanah Air (Peta) di Tabanan, Bali. Dia lalu dipromosikan menjadi staf di Markas
Besar Peta Jakarta.
Saat kejatuhan Jepang dan usai Proklamasi 1945, Daan Mogot
menjadi salah satu tokoh pemimpin Barisan Keamanan Rakyat (BKR) dan Tentara
Keamanan Rakyat (TKR) dengan pangkat Mayor.
Pengalaman di militer mendorong Daan Mogot membentuk
Akademi Militer untuk membina para anak muda menjadi tentara yang tangguh agar
bisa menjaga keutuhan dan kedaulatan negara. Pada November 1945, Daan Mogot
mendirikan Akademi Militer Tangerang.
Daan Mogot menjadi Direktur di akademi tersebut. Jabatan itu merupakan puncak karier Daan Mogot sebelum akhirnya dia menghembuskan nafas terakhir dalam pertempuran di Hutan Lengkong, Tangerang pada 25 Januari 1946. Timah panas tentara Jepang menghujam paha dan dada kanan Daan Mogot. Mayor muda berusia 17 tahun itu gugur bersama dengan 36 tentara lainnya.
Daan Mogot menjadi Direktur di akademi tersebut. Jabatan itu merupakan puncak karier Daan Mogot sebelum akhirnya dia menghembuskan nafas terakhir dalam pertempuran di Hutan Lengkong, Tangerang pada 25 Januari 1946. Timah panas tentara Jepang menghujam paha dan dada kanan Daan Mogot. Mayor muda berusia 17 tahun itu gugur bersama dengan 36 tentara lainnya.
Daan Mogot mendapatkan Bintang Mahaputra pada 1966,
namanya lalu diabadikan sebagai nama jalan yang menghubungkan dua provinsi
Tangerang dan Jakarta.
70 tahun berlalu sejak peristiwa Lengkong, namun nama
Daan Mogot masih akan terus dikenang. Bukan hanya dikenang sebagai nama ruas
jalan yang membentang dari Tangerang hingga Jakarta Barat, tetapi juga semangat
Daan Mogot bisa menjadi contoh bagi generasi muda saat ini.
di kutip dari berbagai Sumber.
Thursday, 27 October 2005
Indonesia Pernah di Pimpin oleh Perdana Menteri kristen
![]() |
Amir Sjarifoeddin Harahap |
Perdana Mentri Ke2 Republik Indonesia
Amir Sjarifoeddin Harahap lahir di Medan ( Sumatera Utara ) 27 April 1907, Lahir dalam aristokrasi Sumatera di kota Medan, latar belakang Amir yang kaya dan kemampuan intelektual yang luar biasa. Ayahnya, Djamin gelar Baginda Soripada (1885-1949), seorang jaksa di Medan, Beliau adalah keturunan keluarga kepala adat dari Pasar Matanggor di Padang Lawas, Tapanuli. Ibunya, Basunu Siregar (1890-1931), dari keluarga Batak yang telah membaur dengan masyarakat Melayu-Islam di Deli.
T.S.G. Mulia yang adalah saudara
sepupunya baru saja diangkat sebagai anggota Volksraad dan
belajar di kota Leiden sejak 1911, Amir pun di ajak ke Leiden dan menikmati
pendidikan di ELS atau
sekolah dasar Belanda di Medan pada tahun 1914 hingga selesai Agustus 1921.
Tak lama setelah kedatangannya dalam kurun
waktu 1926-1927 dia menjadi anggota pengurus perhimpunan siswa Gymnasium di Haarlem.
Ia dididik di Haarlem dan Leiden
di Belanda sebelum
memperoleh gelar sarjana hukum di Batavia (sekarang Jakarta).
Selama waktunya di Belanda ia belajar filsafat Timur dan Barat di bawah
pengawasan Theosophical Society.
selama masa itu pula Amir aktif terlibat
dalam diskusi-diskusi kelompok kristen misalnya dalam CSV-op Java yang menjadi
cikal bakal GMKI (Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia).
Ia tinggal di rumah guru pemeluk Kristen Calvinis,
Dirk Smink, dan di sini juga Mulia menumpang.
Namun pada September 1927, sesudah lulus
ujian tingkat kedua, Amir kembali ke kampung halaman karena masalah keluarga,
walaupun teman-teman dekatnya mendesak agar menyelesaikan pendidikannya di
Leiden.
Kemudian Amir masuk Sekolah Hukum di Batavia,
menumpang di rumah Mulia (sepupunya) yang telah menjabat sebagai direktur
sekolah pendidikan guru di Jatinegara. Kemudian Amir pindah ke asrama
pelajar Indonesisch Clubgebouw,
Kramat 106, ia ditampung oleh senior satu sekolahnya, Mr. Muhammad
Yamin.
Amir pindah dari Islam ke Kristen pada tahun
1931 Ada bukti khotbah ia berikan dalam gereja Protestan terbesar di Batak
Batavia.
Ia menjabat sebagai Perdana Menteri ketika Revolusi Nasional Indonesia sedang berlangsung. Masa jabatan 3 Juli 1947 – 29 Januari 1948.
Dalam Persetujuan Renville, tanggungjawab yang berat terletak dipundak Amir sebagai negosiator utama dari Republik
Indonesia.
Kabinet Amir Sjarifuddin mengundurkan diri
dengan sukarela dan tanpa perlawanan sama sekali, ketika disalahkan atas
persetujuan Renville oleh golongan Masyumi dan Nasionalis.
Amir meninggal di Surakarta, Jawa Tengah, 19 Desember 1948 pada umur 41 tahun. Ia
adalah seorang politikus
sosialis dan salah satu pemimpin terawal Republik Indonesia.
Berasal dari keluarga Batak Muslim, Amir menjadi pemimpin sayap kiri terdepan
pada masa Revolusi.
Steering Committee (SC) dan Organizing Committee (OC)
SC dan OC dalam Kegiatan Organisasi
Walakiri, 27 Oktober 2003.
Tulisan ini saya buat untuk teman-teman yang sedang maupun yang baru berorganisasi. Menurut saya tulisan ini sangat penting untuk dipahami bersama sebagai bahan panduan untuk memanajemen kegiatan secara baik sesuai dengan tugas dan wewenang, karena saya sadari bahwa sedikit literatur mengenai manajemen secara teknis dan praktis seperti tulisan dibawah ini.
![]() |
Lamboya landscape |
Tulisan ini saya buat untuk teman-teman yang sedang maupun yang baru berorganisasi. Menurut saya tulisan ini sangat penting untuk dipahami bersama sebagai bahan panduan untuk memanajemen kegiatan secara baik sesuai dengan tugas dan wewenang, karena saya sadari bahwa sedikit literatur mengenai manajemen secara teknis dan praktis seperti tulisan dibawah ini.
Istilah Steering Committee (SC) dan Organizing
Committee (OC) sering kita temukan pada saat ada event atau
kegiatan besar skala nasional maupun internasional yang diselenggarakan oleh
organisasi ataupun event organizer. Kedua istilah tersebut biasanya
digunakan untuk struktur kepanitiaan pada kegiatan yang diselenggarakan.
Dari perbedaan
segi tugas, Steering Committee lebih bertugas sebagai
pengarah, penasihat, atau pengawas dalam sebuah kegiatan sedangkan untuk Organizer
Committee memiliki tugas sebagai eksekutor kegiatan dalam hal teknis
sehingga kegiatan dapat berjalan sesuai perencanaan.
Steering
Committee (SC)
Pemilihan orang dalam Steering Commite ini adalah mereka yang memiliki keahlian lebih dalam mengkonsep, atau pakar, sehingga layak disebut sebagai penasihat kegiatan atau pemberi pertimbangan. SC juga merupakan bagian yang bertanggung jawab mengendalikan dengan pengawasan dan pengarahan proses awal hingga akhir sebuah kegiatan. Orang-orang yang tergabung dalam SC ini selalu memiliki power pada kegiatan yang dipegangnnya karena mereka memiliki pengalaman, jabatan spesifikasinya, dan memiliki kemampuan kepekaan terhadap konsep kegiatan.
Jumlah Steering
Commite tidak memiliki patokan yang pasti, hal ini tergantung dari
tim event organizeryang ada dan juga skala event yang akan
diselenggarakan. Semakin besar event yang akan diselenggarakan maka akan
semakin banyak personil yang dilibatkan, sebaliknya jika kegiatan hanya dalam
lingkup kecil terkadang tidak membutuhkan Steering Committee.
Berikut beberapa
tugas (Job Description) Steering Committee memiliki
tugas dan kewenangan dalam hal-hal berkaitan dengan materi pokok kegiatan atau
kegiatan yang akan dilaksanakan. beberapa tugasnya diantaranya adalah:
1. Membuat dan
menentukan arah, sasaran, serta tujuan pelaksanan event
2. Mencari dan
membentuk kepanitiaan Organizer Committee (OC)
3. Merumuskan
tema dan kemasan kegiatan yang akan diselenggarakan
4. Memimpin
dan memberikan pengarahan teknis pada OC
5. Memberi
alternatif solusi jika terjadi masalah dalam penyelenggaraan kegiatan
6. Bertindak
sebagai wakil dari panitia pelaksana dalam interaksi dengan organisasi terkait
7. Membantu OC
dalam mencari sumber dana yang dapat diminta untuk berpartisipasi
8. Menghubungi
sumber-sumber dana untuk mendapatkan komitmen sponsor
9. Melakukan
rapat diantara para Steering Committee
10. Memantau dan
melakukan evaluasi khusus yang ditujukan pada perbaikan kinerja OC
11. Bersama
ketua dan sekretaris panitia membuat LPJ keseluruhan kegiatan
Organizing
Committee (OC)
Jika SC adalah perancang kegiatan maka SC adalah yang bertanggung jawab secara teknis di lapangan atas seluruh persiapan, pelaksanaan sampai evaluasi. Ketua OC sebagai pemimpin kepanitiaan harus menjamin dan memiliki kontrol penuh terhadap semua devisi/sie agar berjalan sesuai tugas masing-masing.
Organizing
Committee adalah unit kepanitiaan yang mempunyai tanggung
jawab atas pelaksanaan kegiatan yang akan dilaksanakan. OC ini juga sering
disebut sebagai Panitia Pelaksana. Sebagai panitia teknis, Organizing
Committee dalam melakukan kegiatannya akan selalu dikawal oleh SC. Hal
ini dimaksudkan agar kinerjanya dapat terlaksana dengan baik dan sesuai
yang di rencanakan.
Organizing
Committee memiliki tanggung jawab yang besar terhadap kalancaran
teknis di lapangan, mulai dari persiapan, pelaksanaan hingga pasca kegiatan. Ketua
Organizing Committee harus dapat menjamin dan memiliki kontrol
penuh terhadap semua divisi agar berjalan sesuai tugas masing-masing. Berikut
ini tugas-tugasnya :
1. Melakukan
koordinasi dengan bidang kerja lainnya dalam kepanitiaan event
2. Berpartisipasi
aktif melaksanakan kegiatan sesuai rencana
3. Saling
memberikan bantuan lintas divisi
4. Melaporkan
perkembangan kerjanya dalam rapat-rapat kepanitiaan
5. Mempertanggungjawabkan
segala kegiatan yang telah dan akan dilaksanakan kepada koordinator divisi
atau ketua pelaksana
6. Menyusun
laporan alokasi anggaran di tiap divisi.
Dalam Organizing Committee ini biasanya kepanitiaan akan dibagi menjadi beberapa tim yang mengurus berbagai hal teknis penyelenggaraan. Susunan panitia ini terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara, seksi acara, perlengkapan, dan lain sebagainya.
Semua bagian yang tergabung dalam Organizing Committee ini memiliki
tanggung jawab terhadap bidangnya masing-masing dan berkewajiban membuat
laporan saat usai acara.
Devisi dalam Organizing Commite/OC adalah:
1. Ketua
Pelaksana (KetuaOC)
Kontrol anggota Organizing Commite/OC agar berjalan sesuai
tugas masing-masing.
2. Sekretaris
Notulensi pra
kegiatan, surat menyurat internal OC maupun eksternal, proposal, LPJ dengan
koordinasi bendahara.
3. Bendahara
Membuat RAB (Rincian
Anggaran Belanja) kegiatan, membuat list donatur/sumber dana potensial,
mengatur keuangan kegiatan, LPJ dengan koordinasi sekretaris.
4. Acara
Menentukan rapat rutin
pra kegiatan, menyusun susunan acara dengan efisien, devisi acara hanya
menyusun bukan membuat susunan acara karena untuk menentukan isi acara adalah
koordinasi seluruh SC dan OC, time keeper atau penagatur waktu saat acara
berlangsung agar berjalan sesuai jadwal, menjaga ketertiban selama acara
berlangsung.
5. Dana Usaha
Menentukan target
donatur atau sumber dana dengan OC yang mengntar proposal, berfikir kreatif
menemukan usaha bersama untuk menemukan sumber dana secara mandiri.
6. Peralatan, Perlengkapan
dan Transportasi (P2T)
Menentukan P2T
yang diperlukan, menyiapkan P2T.
7. Konsumsi
Mempersiapkan konsumsi
dan snack untuk peserta, OC, SC, allumni, tamu dan lainnya; mengatur waktu
mempersiapkan konsumsi agar tidak buang waktu.
8. Publikasi, Dekorasi dan
Dokumentasi
Sebagai humas
kegiatan; menyebar undangan dan surat menyurat; mempublikasikan kegiatan pada
calon peserta, pendukung acara, instansi terkait; dekorasi ruang kegiatan;
dokumentasi acara dalam bentuk foto atau film.
9. P3K
Menyiapkan kebutuhan
darurat saat terjadi hal yang tidak diinginkan seperti SC, OC, atau peserta
yang sakit.
10.Lain-lain sesuai kebutuhan kegiatan.
Nah, ini sedikit penjelasan seputar kepanitiaan semoga sobat
muda jadi tambah mengerti dan bisa membantu dalam persiapan kegiatan
sobat muda.
Salam saya
Oktovianus Ko, S.Pd.SD
Subscribe to:
Posts (Atom)
Pengelolaan Pendidikan
Pengelolaan pendidikan adalah pengaturan kewenangan dalam penyelenggaraan sistem pendidikan nasional oleh Pemerintah, pemerintah provins...