PROPOSAL
PENELITIAN
Motivasi
Pelayanan Publik (Public Service
Motivation)
Guru dan Tenaga Kependidikan
Latar
Belakang
Guru dan Tenaga
Kependidikan sebagai penyelenggara
pendidikan bagi masyarakat mempunyai norma, etika dan peraturan yang mendasari
perilaku mereka. Dalam melaksanakan
tugas mereka dituntut berbuat selaras dengan azas- azas profesional, dilandasi
dengan semangat mendidik dan
mencerdaskan anak bangsa. . Dalam praktek, masyarakat dapat melihat perilaku guru yang beragam , ada yang secara
konsisten melaksanakan tugas tugas pendidikan dengan bertanggungjawab dan berkualitas, namun ada
pula yang melenceng dari norma sebagai pendidik. Dalam masyarakat banyak
ditemukan guru yang menjadi contoh baik bagi murid dan lingkungannya , baik
dalam hal kejujuran, kesungguhan bekerja dan kesediaan untuk membantu
orang lain. Namun di sisi lain
dapat pula ditemukan guru yang bertindak tidak terpuji karena alasan tertentu,
seperti memberi contekan jawaban kepada siswa ketika UAN supaya tingkat kelulusan siswa di sekolahnya
tinggi, dsb.
Fenomena
perbedaan sikap dan perilaku di atas
memunculkan pertanyaan yakni: mengapa dan apa yang menyebabkan guru
berperilaku tertentu? Apakah perilaku
guru tersebut mempunyai hubungan dengan seperangkat nilai yang ada pada
‘motivasi pelayanan publik’ ? Konsep motivasi pelayanan publik (public
service motivation) pertama kali dikemukakan oleh James L. Perry. Konsep ini bersifat multidimensi, mencakup
norma, etika dan emosi yang menarik minat seseorang pada pekerjaan yang
berhubungan dengan memberikan layanan (service) kepada masyarakat, termasuk
memberikan layanan pendidikan. Komitmen kepada kepentingan masyarakat,
empati dan kesediaan untuk berkorban merupakan dimensi motivasi layanan publik. Mentalitas guru
dan kinerjanya merupakan salah satu faktor strategis dalam layanan
publik untuk mencapai kesejahteraan
masyarakat, dan nilai-nilai baik yang dikandung dalam motivasi untuk melayani
masyarakat (orang lain), seperti: peduli dengan apa yang terjadi di
lingkungannya, bersedia berkorban dan tidak hanya memikirkan kepentingan dan
keuntungan diri sendiri, tidak suka dengan watak negatif seperti korupsi,
dsb., perlu menjadi bagian kesadaran dan
perilaku setiap orang yang bergerak dalam pendidikan.
Rumusan
Masalah
Masalah
penelitian dirumuskan sebagai berikut.
1. Sejauh
mana guru, tenaga kependidikan,
atau pejabat pengelola pendidikan, memiliki motivasi layanan publik dalam
melaksanakan tugas dan wewenangnya.
2. Faktor-faktor
apa yang menjadi penghambat dan pendorong bagi
mereka untuk melaksanakan dan mewujudkan
nilai-nilai dalam motivasi
layanan publik dalam tugas pekerjaannya.
Untuk
mengumpulkan data telah disusun suatu kuesioner sederhana untuk diisi oleh responden
yang berasal dari guru, tenaga
kependidikan, atau pejabat pengelola pendidikan.
KUESIONER
MOTIVASI LAYANAN MASYARAKAT
Yth. Bapak dan Ibu
Sekalian,
Kuesioner ini
dimaksudkan untuk menjaring persepsi dan pendapat Guru/ Tenaga Kependidikan/ Pengelola pendidikan
tentang berbagai aspek layanan kepada masyarakat
(siswa). Untuk itu mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk meluangkan waktu mengisi
angket ini. Informasi yang terkumpul
dalam penelitian ini akan digunakan sebagai kajian akademik. Atas
perhatian dan kesediaannya kami ucapkan terimakasih.
Isilah pertanyaan
berikut dengan menuliskan jawaban Anda, atau memilih alternatif jawaban yang
disediakan.
1. Nama
: ..................................
2. Umur : …… tahun
3. Jenis
Kelamin : LK /
Perempuan (lingkari pilihan Anda)
4. Pekerjaan : GURU/Tenaga Kependidikan/Pengelola pendidikan di Dinas Pendidikan
5. Tempat
kerja :
…………………………………………………………………………
6. Lama Kerja : …………………….
Tahun
PERTANYAAN
|
SANGAT TIDAK SETUJU
|
TIDAK SETUJU
|
RAGU RAGU
|
SETUJU
|
SANGAT SETUJU
|
|
1. Saya
menghormati pejabat negara yang mampu membuat kebijakan yang mensejahterakan
masyarakat.
|
||||||
2. Perilaku etis
pejabat negara sama pentingnya dengan kemampuan/ keahlian yang dimiliki
|
||||||
3. Tanggung jawab
pejabat negara terhadap masyarakat harus lebih diutamakan daripada loyalitas
kepada atasan.
|
||||||
4. Melayani
masyarakat adalah kewajiban saya sebagai warganegara
|
||||||
5. Saya
berpendapat banyak masalah pendidikan yang perlu pemecahan dan perubahan.
|
||||||
6. Jika ada
kelompok masyarakat yang tidak dapat menikmati pendidikan yang baik, hal itu
menjadi masalah bagi seluruh
masyarakat.
|
||||||
7. Saya bersedia
menggunakan tenaga dan waktu untuk melaksanakan pendidikan yang baik.
|
||||||
8. Saya tidak
keberatan dipandang aneh oleh orang lain karena memperjuangkan hak-hak
pendidikan bagi masyarakat.
|
||||||
9. Saya bersedia
dan berusaha semampu saya untuk memenuhi kewajiban saya sebagai pendidik
|
||||||
10. Saya percaya
setiap orang mempunyai tanggungjawab moral terhadap pendidikan masyarakat.
|
||||||
11. Hati nurani
saya selalu tergerak melihat anak anak yang tidak mendapat pendidikan.
|
||||||
12. Banyak layanan
pendidikan bagi masyarakat yang sangat penting dan tidak boleh diabaikan.
|
||||||
13. Saya sulit
menahan diri untuk membantu apabila melihat orang lain dalam kesulitan hidup
|
||||||
14. Bagi saya jiwa
patriotisme/nasionalisme juga termasuk kepekaan dan upaya
mengusahakan pendidikan bagi semua orang.
|
||||||
15. Bagi saya,
membuat perubahan dalam masyarakat melalui pendidikan sangat penting.
|
||||||
16. Bagi saya
kewajiban terhadap orang lain harus didahulukan sebelum kepentingan pribadi.
|
||||||
17. Menghasilkan
banyak uang bagi saya lebih penting daripada yang lain.
|
||||||
18. Memberi
layanan lebih kepada siswa akan memberi saya perasaan senang, meskipun tidak dibayar.
|
||||||
19. Saya
berpendapat setiap orang harus mengembalikan kepada masyarakat lebih dari apa
yang diperolehnya dari masyarakat.
|
||||||
20. Saya bersedia
menanggung resiko/kerugian pribadi untuk membantu murid –murid saya.
|